Emas Dorong Inflasi, Ekonom Ingatkan Pengendalian Ekspektasi Pasar

Pegawai bertugas di dekat pajangan emas cetakan UBS di PT Pegadaian (Persero), Palu, Sulawesi Tengah. ANTARA FOTO/Basri Marzuki/wsj.

 

 

Bacaan Lainnya

 

 

 

 

 

MANADO, 4 NOVEMBER 2025 (ANTARA) – Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet mengimbau pemerintah menjaga ekspektasi kenaikan harga emas ke depan agar dampak terhadap inflasi tetap terkendali.

 

Menurut Yusuf, kenaikan harga emas bisa menambah persepsi bahwa harga-harga secara umum sedang naik bila ditinjau dari segi rumah tangga. “Terutama, karena emas sering dipandang sebagai aset pelindung nilai. Ini yang perlu dijaga agar tidak menjalar ke ekspektasi inflasi ke depan,” ujar Yusuf saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

Baca juga  Operasi Zebra Samrat 2023 Digelar Kapolda Sulut Ingatkan Disiplin Lantas

 

Secara umum, Yusuf berpendapat kenaikan inflasi inti yang didorong oleh emas lebih banyak bersumber dari faktor eksternal, yakni lonjakan harga emas global akibat meningkatnya ketidakpastian geopolitik dan ekspektasi penurunan suku bunga di Amerika Serikat. Artinya, kata dia, tekanan tersebut tidak mencerminkan peningkatan permintaan domestik yang kuat.

 

“Bank Indonesia (BI) juga cenderung akan melihatnya sebagai faktor sementara,” ujarnya. Yusuf merekomendasikan pemerintah dan BI untuk terus memperkuat koordinasi dalam mengelola ekspektasi, baik melalui komunikasi kebijakan yang konsisten maupun langkah konkret di lapangan. Kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan perekonomian Indonesia mengalami inflasi tahunan sebesar 2,86 persen year-on-year (yoy) pada Oktober 2025, terutama akibat kenaikan harga emas.

Baca juga  Gunung Ruang Meletus Lagi Erupsi Capai 2.000 Meter

 

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menjelaskan emas menjadi komoditas penyumbang utama inflasi tahunan pada Oktober 2025 sebesar 2,86 persen dengan andil sebesar 0,68 persen, seiring peningkatan harga emas global yang berdampak langsung terhadap pasar domestik. Emas pun menjadi kontributor utama dalam komponen inflasi inti. Selain emas, komoditas seperti minyak goreng dan kopi bubuk juga turut memberikan tekanan harga pada kelompok komponen tersebut.

 

Oleh Imamatul Silfia

Editor : Kelik Dewanto

Yuk! baca berita menarik lainnya dari Manadones di saluran WHATSAPP

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *