MANADO – Sekitar 1300 relawan lingkungan dari 130 komunitas lingkungan, TNI, Aparatur Sipil Negara (ASN) dan warga Manado pada hari Minggu, 18 Agustus lalu bersama sama bergotong royong membersihkan area Pelabuhan Pelelangan Perikanan di Tumumpa, Manado, dalam rangka gerakan bersama “Menghadap Laut 2.0”.
Tidak tanggung tanggung, kegiatan nasional yang diinisiasi oleh Kementerian Perikanan dan Kelautan RI, para relawan berhasil mengangkat dan memilah berbagai aneka sampah mulai dari sampah plastic, puntung rokok hinggga materi kain dan tali tambang kapal, dengan berat dari sampah secara keseluruhan adalah 1.57 ton.
Pada kegiatan ini, para relawan tidak setengah setengah beraktivitas, karena sampah yang mereka angkat bukan hanya sampah yang ada di permukaan dan tanah saja, melainkan yang mengapung di area permukaan laut tempat bersandarnya kapal kapal penangkap ikan.
Beberapa relawan seperti dari Komunitas Mudung Family, Nona Nyare yang meminta secara khusus untuk para anggotanya, wajib basah dengan mengangkat botol botol plastic yang berserakan dipermukaan perairan di pelabuhan serta materi plastic yang mengapung. Begitu juga Komunitas Kaleb yang para anggotanya adalah warga tunawicara, Gojek, GenBI Sulut, Pramuka dari Saka Wira Koramil dan Saka Bahari yang terlihat antusias mengangkat sampah di area pantai dan puntung rokok. Terlihat juga komunitas adat Makatana, Gogohia Runners, Sea Soldier Sulut dan komunitas motor tidak ketinggalan bahu membahu mengangkat sampah, bersama para anggota Lantamal VIII dan Bakamla.
Usai mengangkat sampah, penimbangan dan pemilahan sampah di lakukan oleh Marlon Kamagi dan Jemmy Makasala Pantolaeng dari Bank Sampah, bekerja sama dengan tim dari Satuan Polisi Pamong Praja Manado (Sat Pol PP) dan Dinas Lingkungan Hidup Manado. Menurut Kamagi, hasil sampah yang ditimbang dibagi dua yaitu sampah plastic yang bisa didaur ulang dan menghasilkan uang berupa tabungan, serta sampah yang tidak bisa didaur ulang.
Sementara itu, Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah (DKPD) Sulut, Manengkel Solidaritas, Wildlife Conservation Society (WCS) dan Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar di Manado sebagai coordinator kegiatan mengaku terkejut dengan antusias para relawan yang semuanya tepat waktu, datang untuk bersama sama dalam gerakan non profit alias tanpa bayar ini, yang wajib mengangkat sampah, mulai pukul 14.00 Wita hingga 17.00 Wita di
“Kegiatan ini setiap tahun digelar, dan tahun ini adalah tahun kedua. Bagi kami gerakan Menghadap Laut 2,0 ini adalah upaya untuk mengingatkan bahwa sampah amat berbahaya bagi kita. Jangan jadikan laut sebagai tempat sampah. Dan terima kasih pada semua yang terlibat pada gerakan bersama ini,” tutur Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Daearah (DKPD) Sulut, Tieneke Adam didampingi Kepala Pelabuhan Pelelangan Perikanan DKPD Sulut, Audy Dien dan Sekretaris DKPD Sulut, Christie Saruan pada Manadones.
Gerakan bersama untuk Sulut dan Indonesia bersih ini, sendiri dijelaskan oleh para relawan lingkungan sebagai kampanye akbar untuk sadar lingkungan dan kebersihan.
“Mari bersama sama kita mengetuk hati masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, apa yang kita lakukan hari ini adalah atas nama cinta kita untuk generasi kita ke depan dan untuk bumi kita,” tegas Koordinator Manengkel Solidaritas, Viando Manarisip. Disebutkan juga oleh Manarisip bahwa gerakan Menghadap Laut 2.0 di Sulut, juga digelar di Kabupaten Bolsel, Kabupaten Sangihe dan Kota Bitung, juga serentak pukul 17.00 melakukan mengahdap ke laut dan menyanyikan lagu Padamu Negeri. Bravo. (graceywakary)