JAKARTA – Pandemi Corona Virus Disease 19 atau Covid -19, tidak membuat si cantik Marselina Anggita untuk berhenti berkarya, dengan mengeluarkan koleksi terbarunya untuk dunia fashion.
Pemilik brand Marselianggi, ini kembali berkolaborasi dengan Batik Minahasa dengan mengeluarkan koleksi terbaru dan spesial edition belum lama ini yaitu, Maselianggi X Batik Minahasa. Di koleksi terbarunya, lulusan SMA ternama di Kota Manado ini fokus pada motif Tarian Kabasaran dan Cengkih, yang ditampilkan dengan penuh gaya khas terkini namun tidak meninggalkan kesan pesona budaya didalamnya.

“Setiap saya berkarya dengan Batik Minahasa, saya tetap mengangkat budaya Sulut. Inilah, inovasi design serta trend color global fashion untuk 2020/21. Detil yang saya pakai adalah manual bordir degan unfinished detail. Kain sisa pun, saya gunakan untuk koleksi topi, agar tidak ada sampah tambahan. Twilly pada tas anyam juga merupakan kain perca yang saya kreasikan. Koleksi ini saya buat sesimple mungkin untuk memudahkan kita berbusana dengan modis namun pesona budaya masih bisa terlihat,” tutur mantan Chief Fashion Designer di Ralph Lauren Indonesia pada Manadones.
Lulusan dari Fashion design Maranatha Christian University, menyebut bahwa kecintaannya pada culture Minahasa membuatnya terus berekrepresi berani. Dia pun sengaja membuat motif yang besar dan tegas.
“Koleksi terbaru ini ini menggunaka furing 100% cotton yang light, untuk memudahkan kita semua beraktifitas di daerah tropis,” ungkapnya. Selain itu, pemilik KTP dari Kecamatan Mapanget ini melengkapi koleksinya dengan tas anyam, hasil plastik daur ulang.
“Kita bisa belajar sama-sama hari ini untuk memulai New Normal. Industri fashion juga berperan penting untuk menjaga lingkungan,” ujarnya sambil meminta para kawula muda untuk mulailah mencintai produk dalam negeri dengan support local brand.
“Jangan suka menawar brand local atau pasar batik atau product local lainnya, kualitas kita tidak kalah dengan brand luar,” tambahnya.
Marselianggi sendiri telah memiliki beberapa butik fashionnya di Belanda, dan menjadi salah satu produk yang laris di negara tersebut. Sebelum pandemi, perempuan enerjik yang selalu membawa gaya Minahasa dalam detil karyanya ini, mendapat tawaran untuk membuka butik serupa di beberapa negara Eropa. Maju Anggi. (graceywakary)