Mengejar Matahari Terbit di Gunung Payung Minsel

Foto/teks: Jelly Maramis

MANADO, 10 OKTOBER 2021 – Bagi yang mencintai pesona alam, dan keindahan matahari terbit, maka pesona Gunung Payung di Desa Poopo Kecamatan Ranoyapo, Kabupaten Minahasa selatan (Minsel), wajib untuk dikunjungi.

Bacaan Lainnya

 

Kawasan hijau yang sempat viral akhir 2019 lalu ini, kini kembali dibuka untuk umum, dengan mengedepankan protocol kesehatan Covid –19. Berikut MANADONES, mendapatkan catatan asik dari perjalanan salah satu pecinta jalan-jalan asal Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Jelly Maramis.

 

Pesona alam area ketinggian ini memang sudah jadi bahan pembicaraan para pecinta alam, dan saya pun melakukan perjalanan akhir pekan kemarin (9/10).

 

Area gunung ini, ada di kawasan yang bertuan milik dari keluarga Poluakan Ratu.

Dan, berdasarkan keterangan salah satu warga desa, Desmon Ratu bahwa di lokasi gunung ini saat pukul 04.00 Wita – 08.00 Wita, akan ditemukan suasana hangat alam dengan kemunculan matahari, alias matahari terbit dengan awan indahnya, yang membuat semuanya seakan berada di atas awan.

Baca juga  Di Natal Unsrat Rektor Ingatkan Umat Kristiani yang Percaya Harus Mampu Wartakan Kebenaran

 

Perjalanan pun, dimulai dengan dari Manado ke Desa Poopo Minsel, dimana saya memulai perjalanan dengan menggunakan transportasi roda empat sejak malam jelang subuh alias pukul 01.00 Wita.

 

Sesampai di Desa Poopo sekitar pukul 03.30 Wita, saya yang didampingi guide lokal, Frangky Pendong beristirahat sejenak sebelum melakukan perjalan ke area puncak Gunung Payung dengan berjalan kaki selama sejak dengan jarak sekira 4 km, sambil melakukan perjalanan saya menyempatkan untuk ke tugu desa yang menjadi pos satu dari perjalanan dari tiga pos yang ada.

 

Tidak ketinggalan, saya melaporkan juga kehadiran saya di balai desa yang jaraknya berdekatan dengan pos satu. Ini, untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan seperti tersesat ataupun tindakan emergency yang di perlukan.

 

Satu hal yang patut diingat, bagi para pecinta jalan-jalan, jika ingin ke puncak, maka siapkan fisik mumpuni, karena saat menuju pos akhir, kita akan berhadapan dengan tanjakan dari gunung ini.

Baca juga  Penyelam Sangihe ungkap Pesona Bawah Laut Malalayang di Lomba Foto MUF 2022

 

Bukan main main, karena tanjakan 40 derajad ini akan kita lalui hingga 600 meter. Tanjakan ini berhasil saya lalui, dan hasilnya memang luar biasa, pesona alam karya Yang Kuasa jauh indah dari pada kata kata.

 

Semua keterbatasan, yang ada terbayarkan saat kita menikmati berkat dari Yang Kuasa, berupa satu keindahan yang tidak bisa dibuat oleh manusia.

 

Walau begitu, kawasan cantik ini juga masih perlu polesan dan dukungan. Pasalnya, pandemic Covid –19 membuat fasilitasnya terbengkalai seperti gazebo yang mulai rusak dan tidak terawatt begitu juga dengan akses toilet yang tidak terlihat. Begitu juga dengan akses jalannya yang mulai tertutupi rumput dan sampah bawaan manusia.

 

Akhirnya, saya pun terkesan dan berharap kawasan cantik ini bisa dijaga dan dilestarikan bersama, karena potensi pesonanya pasti akan dicari dan minati para pecinta jalan jalan. Mari kita jaga bersama anugerah ini agar bisa lestari. (*/jellymaramis)

 

Yuk! baca berita menarik lainnya dari Manadones di saluran WHATSAPP

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *