MANADO, 8 FEBRUARI 2024 – Pascakondisi masyarakat Indonesia, yang mulai gundah, karena dugaan aktivitas politik hitam yang bakal menganggu keamanan jelang pesta demokrasi yang akan digelar PADA 14 Februari mendatang, maka Komunitas Akademisi, Alumni dan Mahasiswa Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) mengeluarkan lima pernyataan sikap.
Lima pernyataan sikap ini, dibacakan langsung di kawasan Kampus Unsrat, Manado, oleh mahasiswa. Adapun peryataan sikap ini, disebut mereka sebagai respon atas keprihatinan situasi dan kondisi menjelang Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2024.
Adapun Lima sikap yang disampaikan, yaitu:
- Mengecam segala bentuk tindakan yang menekan dan menindas kebebasan berekspresi dan berpendapat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara menjelang Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun 2024.
- Menuntut kepada pejabat Negara, pejabat pemerintah, Aparatur Sipil Negara, yang ada di Pusat dan Daerah; TNI/POLRI menjaga kewibawaan, mengedepankan etika, norma dan martabat sebagai aparatur untuk bersikap netral, jujur dan adil mengedapankan sikap profesional sesuai peraturan perundang-undangan dalam pelaksanaan Pemilu 2024.
- Mendesak kepada semua Penyelenggara Pemilu dari tingkat Pusat KPU, BAWASLU Tingkat Provinsi, Kabupaten, Kota sampai ditingkat Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS), untuk menjaga integritas demi mewujudkan pemilu yang transparan, jujur, adil, dan bermartabat, tidak berpihak dan terbebas dari intervensi pihak manapun.
- Hentikan pemberitaan bohong (hoaks), yang dilakukan atas nama organisasi, kelompok, maupun individu, melalui sosial media, serta framing penggiringan opini yang mendiskreditkan orang atau kelompok tertentu, sehingga mengakibatkan terjadinya perpecahan sesama anak bangsa.
- Menyerukan kepada seluruh masyarakat untuk menjaga persatuan dan kesatuan, dengan menjunjung tinggi persaudaraan sebagai anak bangsa, sikap saling menghargai perbedaan di tengah keberagaman, serta menolak isu-isu identitas yang dilakukan oleh kelompok- kelompok tertentu yang menghancurkan sendi-sendi toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Alumni Unsrat yang juga berstatus sebagai Humas Rektorat Unsrat, Drs Max Rembang MSi yang ikut hadir, menyatakan ini adalah murni keprihatinan Unsrat, tanpa ada hal lain yang mengorganisir mereka, termasuk para mahasiswa yang hadir. (graceywakary)