MANADO, 10 MARET 2025 – Hujan deras tidak menghalangi tim Stand Up Paddle (SUP) Sulawesi utara (Sulut) melakukan latihan di kawasan Danau Tondano pada Minggu 9 Maret kemarin.
Setelah hampir 1,5 jam melakukan perjalan darat dari Kota Manado ke kawasan Eris, Tondano, Minahasa. Tim SUP Sulut yang dipimpin oleh Dr Drevy Malalantang SSi SE MPd MM, langsung menyiapkan tiga Paddle untuk segera diturunkan di kawasan danau terbesar di Nyiur melambai ini, tidak ketinggalan peralatan keselamatan dan dokumentasi juga disiagakan, serta satu personil siap di daratan untuk melakukan pemantauan saat tim berada di air, jam pun telah menujukkan pukul 14.00 Wita.
“Itu prosedur yang harus dijalankan, tim SUP kemanapun melakukan aktivitas, harus ada yang menjaga di darat sebagai bagian keamanan kesehatan dan dokumentasi kegiatan,” jelas Direktur Sekolah Tinggi Pariwisata (STIEPAR) Manado pada MANADONES.
Bagi Drevy, pemilik sertifikat kepelatihan SUP dari Singapura, kawasan Danau Tondano bukan area baru yang dijelajahinya dengan Paddle. Pasalnya, sejak 2021 lalu, dia bersama karibnya yang juga memiliki hobi ber-Paddle serta dikenal sebagai salah satu chef kenamaan Sulut, Farrry Paath, kerap berkunjung untuk mendampingi lebih dari 50 wisatawan mancanegara yang juga atlet dan penggemar SUP dari Taiwan dan Singapura ke Tondano.
Sekira pukul 16.00 Wita, tim kembali ke darat tanpa kekurangan apapun, walau seluruh pakaian dan kelengkapan keamanan untuk ber-Paddle, basah total. Menurut Devry hasil siang hingga sore ini di Danau Tondano sangat menyenangkan, walau tim SUP menemukan keberadaan Pulau Likri yang ada di tengah Danau Tondano, makin kecil dan diduga akibat adanya abrasi. “Pulau Likri, terlihat makin kecil, rumputnya makin meninggi, aset yang ada hanya satu bangunan terbuka dan beratap yang bisa menampung 30 orang, serta tiga toilet yang terlihat sudah tidak digunakan lagi dan tiang bendera dengan kain bendera berwarna merah yang tersisa,” ungkapnya.
Hal ini, tentu mengejutkan bagi MANADONES, pasalnya Pulau Likri merupakan salah satu pulau yang masuk proyek unggulan Pemerintah Kabupaten Minahasa.
Aset indah ini, masuk dalam proyek pengembangan Danau Tondano dan kawasannya, sebagai destinasi pariwisata daerah dan KSDP yang ditetapkan dalam Peraturan daerah (Perda) Kabupaten Minahasa Nomor 2 Tahun 2023 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Tahun 2023 – 2025, serta masuk juga dalam Peraturan Presiden RI Nomo 16 Tahun 2024 tentang Rencana Induk Destinasi Pariwisata Nasional Manado – Likupang Tahun 2023 – 2044.
Malah Pulau Likri pada 18 Juli 2024 lalu, berhasil menyabet Juara II dalam Bank Indonesia – North Sulawesi Investment Challenge 2024 lalu, usai pemaparan lengkap dari Sekretaris Daerah Kabupaten Minahasa, Lynda Wantania yang mengambil judul Pengembangan Potensi Pariwsata Pulau Likri yang Terletak di Danau Tondano.
Tidak ketinggalan diurai juga bahwa dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) Kabupaten Minahasa, meraka telah mengajukan sebesar Rp32,99 mliar di Tahun 2022 dan menambah anggaran lagi di tahun 2025 sebesar Rp37 miliar.
Selain itu, diungkap juga oleh Wantania di event prestisius ini, wisatawan yang kerap berwisata di Minahasa sempat mencapai angka terbesar di Tahun 2019 sebanyak 1,914.400 wisatawan dengan wisatawan manca negara sebesar 154.400 orang. Jumlah ini kemudian menurun karena pandemi, dan kembali bergairah di tahun 2023 dengan capaian wisatawan mancanegara sebanyak 37.438 orang, dan total kunjungan saat itu mencapai 516.797 orang. (graceywakary)