Ada Maleo Gosong di Pulau Para Lelle Sangihe

Burung Maleo Gosong yang ternyaya juga hidup di Pulau Para Lelle, Sangihe. (burung)

MANADO, 17 JUNI 2025 — Maleo gosong (Macrocephalon maleo), ternyata masih bisa ditemui di salah satu pulau indah yang ada di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Pulau Para Lelle.

 

Bacaan Lainnya

Pulau sehat yang menyimpan pesona budaya dan adat yang begitu kental dengan alam, juga memberi harapan berkembangkannya burung endemik Pulau Sulawesi. Dari penelusuran MANADONES, didampingi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara (Sulut), beberapa kawasan pantai di Pulau Para Lelle ditemui beberapa cangkan telur  Maleo Gosong yang diduga telah menetas dengan baik sebelum ajang Seke Maneke beberapa waktu lalu. Kepala Seksi BKSDA Sulut, Hendriks Rundengan mengatakan harapannya yang besar pada kehadiran burung Maleo Gosong di Pulau Para Lelle. “Kami ingin memastikan bahwa anak cucu kita kelak masih bisa melihat keindahan dan keunikan burung maleo gosong ini di habitat aslinya,” ungkap Rundengan.

Baca juga  Selamat Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 dari Pimpinan dan Anggota serta Jajaran Sekretariat DPRD Sangihe

 

Dia juga menyebut, saat BKSDA Sulut terus melalukan kampanye dan sosialisasi pada masyarakat untuk menjaga Maleo gosong, burung khas Sulawesi dengan tidak melakukan penangkapan, dan membiarkan mereka di alam terbuka. Dia juga mengurai tiga tahapan utama dalam proses konservasi, yaitu pengamanan dan perlindungan dimana tahap ini mencegah berbagai ancaman yang dapat merusak habitat, seperti perburuan liar, perdagangan ilegal, atau kebakaran hutan. Kedua, pengawetan dimana di tahap ini, upaya konservasi lebih fokus pada menjaga dan memulihkan kondisi populasi satwa maupun ekosistemnya, misalnya dengan penangkaran, restorasi habitat, atau rehabilitasi satwa liar.

 

Dan ketiga, pemanfaatan konservasi bukan berarti mengkonsumsi satwa, tetapi untuk pemanfaatan visual. “Konservasi itu bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Ini tanggung jawab kita semua masyarakat,” tambahya. Burung ini sendiri juga dikenal memiliki karakteristik yang unik dalam berkembang biak yaitu dengan mengubur telurnya dalam pasir panas, telah menjadi kekayaan Ragaman Hayati Indonesia. Namun populasinya terus menurun akibat perburuan, perusakan habitat, dan minimnya pemahaman bagi masyarakat. Mari samasama menjaganya. (agung koyongian) 

Yuk! baca berita menarik lainnya dari Manadones di saluran WHATSAPP

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *