MANADO – Presiden Joko Widodo memang suda tidak berada di Manado, namun cerita warga Sulawesi Utara (Sulut), atas kehadirannya masih berkembang hingga kini.
Dalam video beberapa menit yang diungah oleh pemilik akun media sosial, Wihelmina terlihat bahwa sang Presiden mengucapkan terima kasih pada rakyat yang telah datang menjemput hingga ke bandara. Malah, mantan Gubernur DKI Jakarta ini, dia sama sekali tidak menyangka rakyat Nyiur Melambai ini, memberikan sambutan luar biasa.
“Di dunia ini, hanya di Sulawesi Utara, yang bisa mencegat presidennya. Saya sering ke Manado, Sulawesi Utara. Dari Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi ke pusat kota, dengan mobil bisa ditempuh sekitar 40 menit. Tapi semalam, dari bandara ke Minahasa Utara yang lebih dekat yang biasanya 15 menit, saya tempuh satu setengah jam. Apa yang terjadi? Bukan banjir, bukan longsor. Di jalan saya dicegat sembilan kali oleh warga. Mereka minta salaman, minta berselfie,” tutur Jokowi, sambil menyebutkan rasa terima kasih nya yang besar pada warga Sulut.
Sementara itu, salah satu Pasukan Pengaman Presiden (Paspamres) Anthon mengaku sempat terkejut dengan pemandangan manusia disepanjang jalan dari Bandara Sam Ratulangi. Dia pun berdoa karena khawatir dengan massa yang luar biasa ini. “Kami sangat waspada, sangat waspada, saat pencegatan warga yang minta salaman, kami langsung menaikkan status. Namun melihat wajah tulus dan gembira yang luar biasa dari warga Sulut, kami pun langsung plong. Presiden RI dijaga oleh warganya sendiri,” aku aparat pertahanan dari matra darat pada Manadones.
Walau begitu kewaspadaan juga tetap mereka utamakan, kedatangan dan aksi Jokowi sendiri selama berada di Manado terus menjadi perbicangan hangat, media sosial warga Manado dipenuhi oleh Jokowi dan selfie bersama hingga video kedatangannya.
Subuh tadi sekira pukul 07.00 Wita, Jokowi dan ibu negara Iriana berserta rombongan langsung melanjutkan perjalan melalui udara menuju ke Papua. Jokowi sendiri datang bukan dalam rangkaian kampanye, melainkan melakukan tigas negara dengan menghadiri konfrensi Persatuan Gereja Indonesia (PGI).(Charencia Repie)
