Adu Data Proyek Clean and Clear di NSIC 2024 yang Diinisiasi BI KPw Sulut

Asisten II Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow, Zainudin Paputungan, saat pemaparan proyek unggulan Kabupaten Bolmong di seleksi akhir NSIC 2024, pagi tadi.

MANADO, 18 JULI 2024 – Gelaran seleksi akhir tiga proyek clean and clear unggulan Sulawesi utara (Sulut), di ajang North Sulawesi Investment Challenge (NSIC) 2024 pagi tadi, berlangsung menarik dan ketat.

 

Bacaan Lainnya

Pasalnya, pemaparan tiga proyek terbaik yang lolos seleksi NSIC 2024, yaitu Proyek Pengembangan Potensi Pariwisata Pulau Likri dari Pemkab Minahasa, Proyek Pengelolaan Sampah menjadi Refuse Derifed Fuel (RDF) dari Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) dan Proyek Pembangunan Obyek Wisata Danau Linow Lahendong dari Kota Tomohon, dilakukan langsung oleh tiga pejabat utama mereka, demi mendapatkan penilaian tertinggi dari para dewan juri yang terdiri dari pelaku profesional pariwisata hingga kementerian terkait.

 

Sekretaris Daerah Kabupaten Minahasa, Lynda Wantania yang langsung mengurai tentang Proyek Pengembangan Potensi Pariwisata Pulau Likri yang Terletak di Danau Tondano, Minahasa.

Tampil awal adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Minahasa, Lynda Wantania yang langsung mengurai tentang Proyek Pengembangan Potensi Pariwisata Pulau Likri di Danau Tondano, Minahasa. “Pulau Likri adalah salah satu pulau unik yang ada di Kabupaten Minahasa, dan keindahan kawasan ini juga memanjakan mata wisatawan dan pastinya masyarakat Sulut. Proyek untuk pengembangan Pulau Likri telah berjalan dengan total perkiraan sekira Rp33 miliar,” ujar Lynda, sembari menyebut Likri bagian dari Destinasi Pariwisata Daerah (DPD), yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa Nomor 2 Tahun 2023.

 

Di ajang yang menjadi bagian Regional Investment Relation Unit (RIRU) Sulut, hasil inisiasi Bank Indonesia Kantor Perwakilan (KPw) Sulawesi utara (Sulut) dan Pemerintah Provinsi Sulut, perempuan pemilik gelar Doktor juga mengurai data kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara ke Minasaha sejak 2013 hingga 2024. “Sebelum Covid –19, wisatawan yang berkunjung ke tanah Minahasa mencapai angka 1.914.400 pada tahun 2019. Kemudian, pascacovid-19, tahun 2023 mencapai angka 516.797 wisatawan,”ungkapnya sembari menyebut kawasan Danau Tondano jadi destinasi yang utama selain kawasan indah lainnya.

 

Walau begitu, Lynda juga mengungkapkan beberapa hal yang wajib mereka perbaiki dan utamakan untuk pengembangan Likri yaitu keberadaan air bersih, mendorong masyarakat sekitar Danau Tondano untuk peduli potensi Likri. “Karena kita juga berhadapan dengan para nelayan tradisional yang mata pencahariannya adalah di Danau Tondano,” tambahnya, saat menjawab pertanyaan dewan juri Ridho Nofrisal dari PT SMI, Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Sulut, Syaloom Korompis, dan dari Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI, Agus Prayitno.

Baca juga  Persahabatan: Portugal Kalahkan Finlandia, Italia Ditahan Imbang Turki

 

Pemaparan tentang proyek unggulan Kota Tomohon, di seleksi akhir NSIC 2024 yaitu Proyek Pembangunan Obyek Wisata Danau Linow Lahendong, di bawakan langsug oleh Kepala Dinas Pariwisata Kota Tomohon, Yudi Siwu.

Usai Lynda, hadirlah pemaparan tentang proyek unggulan Kota Tomohon, yaitu Proyek Pembangunan Obyek Wisata Danau Linow Lahendong, yang materinya dibawakan langsug oleh Kepala Dinas Pariwisata Kota Tomohon, Yudi Siwu. Dia membuka pemaparan dengan ajang Tomohon International Flower Festival (TIFF), yang makin Go International, hingga mampu mendorong kunjungan wisata mencapai 233.000 wisatawan. Pemilihan Linow bukan tanpa sebab. “Pesona Danau Linow dengan warna khasnya hijau muda dan biru, disertai udara sejuk menjadikanya sebagai kawasan bagian peyanggah utama pariwisata Tomohon yang wajib kami kelolah dan tingkatkan,” sebut pria yang dikenal luas sebagai kadis inovatif Tomohon. Hal ini, ungkapnya, akan mendorong Pertumbuhan Ekonomi (PE) daerah Tomohon, mengurangi kemiskinan dan pengangguran yang masih ada, serta mendorong kawasan wisata yang pro lingkungan. Khusus masalah lahan, Siwu menerangkan pada dewan juri dari Bappenas, Hana bahwa saat ini kawasan yang masuk proyek Linow telah mendapatkan dukungan pemerintah dan dari Geothermal Lahendong. “Jadi bukanlah masalah tetapi telah mendapatkan jawaban dan dukungan dari semua pihak,” tegasnya.

 

Tidak ketinggalan, Asisten II Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow, Zainudin Paputungan yang tampil bersama Kabid Pengendalian Pencemaran Kerusakan Lingkungan Hidup, Pengolahan Sampah dan Bahan Berbahaya Beracun di Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Bolmong, Deasy Makalalag langsung memberikan uraian,  masalah sampah yang terus menjadi isu lingkungan teratas saat ini. Keduanya sepakat menerangkan sampah saat ini belum mendapatkan solusi yang baik, karena peran serta masyarakat belum sepenuhnya berjalan, khususnya pengelolaan sampah di tingkat sumber (reduce, reuse, recycle). “Maka kamipun menjadikan proyek unggulan Kabupaten Bolmong yaitu pengelolaan sampah hasil rumah tangga  menjadi Refuse Derifed Fuel atau RDF,” sebutnya.

Baca juga  Rupiah Senin Pagi Melemah jadi Rp15.313

 

Asisten II Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow, Zainudin Paputungan yang tampil bersama Kabid Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Bolmong, Deasy Makalalag, yang percaya diri mengurai program lingkungan mereka di final NSIC 2024 pagi tadi.

Dihadapan para dewan juri nasional dan Sulut, Paputungan kemudian mengurai data Kabupaten Bolmong mulai dari luasan daerah  yang mencapai 3.269,30 km atau 22,55 % dari total luas Sulut, hingga data jumlah penduduk yang mencapai 252.650 jiwa, merupakan terbanyak ketiga setelah Kabupaten Minahasa dan Kota Manado. “Sementara volume produksi sampah di Kabupaten Bolmong sebesar 126,33 ton per hari atau 46.108,63 ton per tahun,” paparnya. Disini dia kemudian menerangkan masalah yang dihadapi Pemkab Bolmong yaitu minimnya sarana penunjang untuk proyek ini, namun hal bukan tanpa jalan keluar. Dia mengungkapkan, Pemkab Bolmong telah memiliki rencana lokasi untuk pembagunan TPST Inuai yang dibanrol dengan nilai Rp 3,6 miliar. “Dengan hadirnya proyek ini, maka akan terbukanya peluang kerja, kami daerah mampu meningkatkan kualitas lingkungan hidup, serta mampu menghasilkan bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar fosil (batubara), yaitu menjadikan sampah sebagai sumberdaya,” terangnya, serta menyebut sudah ada dua target pasar untuk proyek lingkungan mereka yaitu PT Conch North Sulawesi Cement dan PT Kawasan Industri Mongondow.

 

Seperti diketahui, seleksi akhir untuk tiga proyek clean and clear,  NSIC 2024 ini nantinya akan dipromosikan dalam North Sulawesi Investment Forum (NSIF) mendatang. Ajang yang melalui proses penjaringan ketat sejak 4 Juli hingga 5 Juli 2024 lalu, adalah bagian dari RIRU Sulut, yang diinisiasi oleh BI KPw Sulut bersama Pemerintah Provinsi Sulut, melalui SK Gubernur Sulawesi Utara No. 145 Tahun 2017. Kepala BI KPw Sulut, Andry Prasmuko menyebut, tujuan NSIC ini adalah indetifikasi investasi untuk menciptakan lapangan kerja di sektor pariwisata, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. “Gelaran ini, kami harapkan bisa berdampak pada potensi investasi, dan pengembangan sektor pariwisata bagi peningkatan ekonomi Sulut, selain penyerapan tenaga kerja di lapangan kerja baru,” kata Prasmuko. (graceywakary)

Yuk! baca berita menarik lainnya dari Manadones di saluran WHATSAPP

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *