PKM Polimdo Dorong IRT Anggota Pordarwis Kakaskasen Dua Berdaya Ekonomi

Pelatihan “Kampung Rasa Café: Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga melalui Pelatihan Barista Berbasis Ekonomi Hijau di Kampung Wisata Kakaskasen Dua”, yang menyasar para IRT di Kakaskase Dua Tomohon digelar oleh PKM Polimdo akhir pekan kemarin.

ANADO, 6 OKTOBER 2025 – Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Politeknik Negeri Manado (Polimdo) terus melakukan penguatan ekonomi pada para masyarat Nyiur melambai.

 

Bacaan Lainnya

Kali ini, PKM yang dibiayai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikstainsa), untuk Tahun Pendanaan 2025 menyasar para ibu rumah tangga (IRT) anggota dari Kelompok Sadar Wisata (Pordawis) Kakaskasen Dua Kota Tomohon, selama dua hari yang dimulai pada Sabtu akhir pekan (4/10) lalu.

 

Menurut Ketua Tim Pelaksana PKM Polimdo Dimas Ero Permana STr Par MPar, kegiatan yang bertemakan “Kampung Rasa Café: Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga melalui Pelatihan Barista Berbasis Ekonomi Hijau di Kampung Wisata Kakaskasen Dua”, pelatihan ini mendorong para IRT bisa menghasilkan produk ekonomi yang menjadi bagian kegiatan harian mereka seperti meracik minuman ringan sekelas kopi kekinian.

Baca juga  Mahasiswa Pariwisata Ekowisata Polimdo Wajib Mengerti EFR

 

“Kami menghadirkan pelatihan yang aplikatif, dan relevan dengan potensi lokal. Para IRT yang tergabung dalam Pokdarwis di Kakaskasen Dua kami ajarkan bagaimana membuat minuman dari bahan lokal seperti kopi Toraja, gula aren, dan susu nabati, sekaligus memahami prinsip ramah lingkungan dalam menjalankan usaha,” ujar Dimas didampingi anggota Tim PKM Polimdo seperti Dra Mercy Ariane Lumare MM dan Vesty Like Sambeka SPi MSi.

 

Kegiatan pelatihan ini, juga menghadirkan barista profesional dari industri kopi lokal yang membimbing peserta dalam basic brewing, latte art, hingga kreasi minuman berbahan alami. “Selain praktik langsung, para peserta juga mendapatkan materi tentang pengelolaan usaha eco-café yaitu kafe yang mengutamakan efisiensi energi, minim limbah, dan penggunaan bahan lokal,” tambah Mercy.

Baca juga  Polimdo jadi PT Pertama di Sulut yang Kirimkan Mahasiswanya PKL di Ibu Kota Nusantara

 

Ketua POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata) Kakaskasen Dua, Laurina Vera Pantow AMD Par yang turut hadir dan aktif dalam kegiatan tersebut, menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif Politeknik Negeri Manado. Sementara itu, Mike salah satu IRT mengungkapkan bahwa dia merupakan salah satu penjual kopi tradisional yang sebulan mampu mengantongi pemasukan bersih sekira Rp600.000 per bulan. “Pelatihan ini menambah wawasan saya untuk bisa menyediakan kopi yang lebih beragam dan tetap menjaga lingkungan,” ungkapnya. Dia juga berharap konsep Kampung Rasa Café diharapkan menjadi model pemberdayaan perempuan yang dapat direplikasi di daerah lain.

 

Ditambahkan juga oleh Sambeka, kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan perempuan di bidang peracikan minuman kopi dan non-kopi berbasis bahan lokal, sekaligus mendorong tumbuhnya usaha kecil yang berwawasan lingkungan. (gracey)

Yuk! baca berita menarik lainnya dari Manadones di saluran WHATSAPP

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *