Perdagangan Kamboja dengan ASEAN Tembus 12 Miliar Dolar AS

Pekerja garmen Kamboja mengambil istirahat makan siang di sebuah pabrik di Phnom Penh, Kamboja 17 September 2025. ANTARA/Xinhua/Phearm

 

 

Bacaan Lainnya

 

 

 

 

PHORM PENH, 23 OKTOBER 2025 (ANTARA) – Volume perdagangan Kamboja dengan negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) lainnya mencapai 12,28 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.589) dalam sembilan bulan pertama 2025, naik 4,78 persen dibandingkan tahun sebelumnya, menurut laporan resmi pada Rabu (22/10).

Negara itu mengekspor berbagai produk senilai 4,47 miliar dolar AS ke negara-negara ASEAN lainnya pada periode Januari-September tahun ini, naik 17,5 persen secara tahunan (year on year/yoy), sementara total impornya mencapai 7,81 miliar dolar AS, turun 1,35 persen, kata laporan yang disusun oleh Kementerian Perdagangan Kamboja. Volume perdagangan Kamboja dengan ASEAN mencapai 25,6 persen dari total volume perdagangan negara kerajaan itu sebesar 47,89 miliar dolar AS dalam sembilan bulan pertama 2025, kata laporan itu. Lima mitra dagang utama negara kerajaan itu di ASEAN adalah Vietnam, Thailand, Singapura, Malaysia, dan Indonesia, imbuh laporan itu. ASEAN beranggotakan Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Baca juga  PSSI Membebastugaskan Pelatih Timnas U-20 Indra Sjafri

Sekretaris Negeri sekaligus Juru Bicara Kementerian Perdagangan Kamboja Penn Sovicheat mengatakan produk-produk utama yang diekspor negaranya ke ASEAN meliputi garmen, sepatu, perlengkapan perjalanan, tas, panel surya, ban mobil, elektronik, dan produk pertanian seperti beras, kacang mete, lateks karet, singkong, durian, dan pisang. Thong Mengdavid, dosen di Institut Studi Internasional dan Kebijakan Publik di bawah naungan Universitas Kerajaan Phnom Penh (Royal University of Phnom Penh), mengatakan peningkatan berkelanjutan dalam perdagangan Kamboja dengan ASEAN mencerminkan semakin dalamnya integrasi ekonomi regional di bawah Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) dan kerangka kerja Kawasan Perdagangan Bebas (Free Trade Area/FTA) ASEAN. “Hal ini menyoroti ketahanan rantai pasokan intra-ASEAN, yang didorong oleh meningkatnya permintaan akan barang-barang pertanian dan manufaktur serta inovasi teknologi,” ujarnya kepada Xinhua.

Baca juga  Kemlu China Dukung Peningkatan Kerja Sama Pariwisata dengan Indonesia

Mengdavid mengatakan ke depannya, perdagangan ASEAN di Kamboja kemungkinan akan berkembang lebih jauh seiring meningkatnya konektivitas melalui logistik, energi, bisnis hijau, keuangan elektronik (e-finance), dan proyek infrastruktur digital. “Namun, daya saing dan pembatasan standar masih menjadi tantangan utama untuk mempertahankan pertumbuhan ekspor di kawasan ini,” ujarnya. (Pewarta: Xinhua, Editor: Santoso)

Yuk! baca berita menarik lainnya dari Manadones di saluran WHATSAPP

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *