MANADO – Bagi warga Papua, Bakar Batu merupakan ritual yang bermakna syukur, tanda kebahagian dan kebersamaan. Tradisi ini setiap tahunnya selalu dilakukan oleh para suku yang ada di Lembah Baliem, Paniai, Nabire, Bintang, Jayawiaja dan beberapa wilayah lainnya.
Namun Minggu siang kemarin (17/2), Bakar Batu digelar di Batu Kota Malalayang. Wali kota Manado, Vicky Lumentut ikut hadir pada salah satu ritual yang paling terkenal di dunia ini. Tidak hanya itu saja, Lumentut terlihat ikut ambil bagian dengan turut membakar dan meletakkan beberapa kebutuhan makanan yang disiapkan.
“Saya sangat berterima kasih atas undangan yang diberikan pada kami sebagai pemerintah. Tradisi ini membuat Manado makin kaya dengan budaya Indonesia. Untuk itu kami menyambut baik dan berharap ini menjadi jalinan yang baik bagi warga Papua yang tinggal dan sekolah di Manado,” kata Lumentut didampingi Kepala Bagian Humas Pemkot Manado, Sonny Takumansang sembari mengingatkan untuk turut terlibat menjaga keamanan kota ini.
Bakar batu sendiri sebenarnya adalah cara memasak warga pedalaman Papua yang menggunakan media batu panas, dimana mereka memasak daging atau ubi di dalam tanah yang sebelumnya telah dilapisi daun pisang dan batu panas selama satu jam hingga dua jam. Usai itu, maka makanan akan diangkat dan dihidangkan kemudian dimakan bersama dengan para tamu yang hadir. (charencia repie)