MANADO – Penonton jangan mengharapkan film yang berjudul “Kapal Goyang Kapten” yang disutradarai oleh Raymond Handaya ini akan seperti film komedia kebanyakan ala Indonesia yang penuh dengan guyonan dan canda berlebihan atau melecehkan seseorang.
“Film ini memang bukan komedi biasa biasa saja. Ini sangat mengalir dan begitu bercerita. Tidaka da komedia ala tempat kos, komedi ala kampus atau komedi yang melecehkan sesuatu milik manusia. Pastinya lucu itu tetap ada, tetapi mengalir dan tanpa paksaan,” kata Handaya dalam press conference, nonton bareng dan jumpa fans yang digelar oleh Mega Pilar Picture di Mantos XXI siang tadi.
Handaya juga menyebut, area pembuatan film ini memang bukanlah Jakarta, karena dia lebih memilih pesona alam khas Indonesia terutama Indonesia bagian timur. Dan karena kebetulan saya adalah Putra Maluku, maka saya memilih area indah yang cantik yang ada di Maluku, Ambon” sebut Handaya. Bagi Handaya menjual kecantikan Maluku juga sebuah diselipkan dalam film yang akan tayang pada tanggal 05 September 2019 secara serentak di seluruh bioskop di Indonesia.
Dia juga menuturkan bahwa proses produksi film “Kapal Goyang Kapten”, menghabiskan 18 hari berlokasi di Maluku, tepatnya di pulau Ambon dan di kepulauan Tual, Maluku Tenggara. Alasan lokasi ini dipilih menjadi lokasi syuting karena memiliki banyak lokasi pulau dan pantai yang indah, sehingga cocok dengan kebutuhan lokasi yang ada dalam skenario film ini.
Film “Kapal Goyang kapten” memiliki keunikan yaitu merupakan film komedi tentang pembajakan kapal yang biasanya akan sangat kental nuansa drama nya, tapi kali ini dibungkus dengan ramuan komedi.
Film ini juga memotret hal yang terjadi dimasyarakat bahwa biasanya anak yang terlahir dari keluarga kaya, rata-rata terbiasa hidup enak dari lahir sehingga cenderung tidak bisa mandiri dan bekerja. Permasalahannya bisa dari orang tua yang terlalu memanjakan anaknya dan takut untuk memberikan kepercayaan atau dari sisi anak yang memang sudah terbiasa hidup enak.
Dalam Film ini karakter Daniel yang diperankan Ge Pamungkas diceritakan sebagai anak tunggal yang manja dari orang tuanya yang diperankan oleh Roy Marten. Selain itu dalam film ini juga akan terlihat adegan-adegan yang memperlihatkan kembali budaya gotong royong. “Pokoknya kami semua total dalam film ini, kadang malah berimprovisasi untuk dapatkan hal konyol tapi masuk akal,” kata aktor tampan ini
Lengkapnya Film ini bercerita tentang 3 orang pembajak amatir yang mencoba untuk membajak kapal wisata yang sedang berlayar di Laut Maluku yang saat itu berisikan beberapa turis lokal dan seorang nahkoda. Namun karena kebodohan para pembajak, mereka malah menenggelamkan kapal yang berisikan barang rampasan dari turis-turis, sehingga mereka pun terjebak bersama dan akhirnya harus terdampar dan terjebak di sebuah pulau kosong.
Selain Ge, film ini dibintangi juga oleh Muhadkly Acho, Putra Papua si Mamat Alkatiri, kemudian ada Babe Cabita, Yuki Kato, Arief Didu, Asri Welas, Romaria Simbolon, Yusril, Naomi Papilaya, Andi Anissa, Ryma Gembala dan Ananta Rispo. Penasaran, yuk tunggu tanggal mainnya. (gracey wakary)