Melihat Ragam Peninggalan Maria Walanda Maramis di Museum Provinsi Sulut

Barang peninggalan Maria Walanda Maramis yang dipajang terbuka oleh Museum Provinsi Sulut.

MANADO, 4 DESEMBER 2024 (ANTARA) – Museum Provinsi Sulawesi utara (Sulut), ternyata memiliki beragam peninggalan yang luar biasa, salah satunya adalah barang barang peninggalan Maria Walanda Maramis.

 

Bacaan Lainnya

Saat MANADONES, berkunjung siang tadi barang barang peninggalan pahlawan nasional kelahiran Kema, Kabupaten Minahasa utara (Minut) pada 1 Desember 1872 dipajang terbuka di lantai dua berdekatan dengan satu set tempat duduk dari kayu dan rotan yang merupakan tempat duduk kesayangan sang Proklamator RI, Soekarno saat berkunjung ke Nyiur melambai di tahun 60 an hingga 70an. Adapun barang peninggalan dari pahlawan perempuan, pendobrak tradisi patriaki ini, adalah seperangkat pakaian ibu khas perempuan Tonsea berupa kebaya putih motif bordir bunga, dengan bawahan kain batik motif Minahasa, ada juga mesin jahit dan meja yang menjadi saksi bisu dari sejarah kesetaraan gender di bumi Nyiur melambai yang digunakan oleh Maria, semuanya ini dipanjang di area luas dan bisa disentuh langsung. “Meja dan mesin jahit ini adalah milik langsung dari Maria Walanda Maramis, yang dipakai untuk mendidik kaum wanita Minahasa untuk belajar menulis, membaca saat 1920 an lalu,” ujar Ricky  yang menjadi pamandu sekaligus staf magang di Uptd Museum Provinsi Sulut ini, siang tadi.

Baca juga  Percayakan Perawatan Motor Honda Anda di AHASS

 

Dalam pantauan MANADONES, pada lantai pertama para pengunjung bisa melihat manekin suku Minahasa pada beberapa ratus tahun yang lalu. Serta adanya ragam peninggalan dari Kyai Modjo yang merupakan bagian dari pasukan Pangeran Diponegoro yang dibuang ke Tondano saat pergolakan perang Belanda, mulai dari sorban, Al-Quran milik mereka. Selain itu, disini juga ada puwarupa peninggalan para tetua Minahasa berupa Waruga besar yang masing masing khasnya berbeda seperti Waruga jaman batu atau awal dan waruga saat kedatangan bangsa pendatang teruma China, ini semua terlihat dari motifnya. Museum yang terletak di Jalan WR Supratman, Manado buka setiap harinya kecuali Hari Sabtu dan Minggu. (agung koyongian)

Yuk! baca berita menarik lainnya dari Manadones di saluran WHATSAPP

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *