Wali Kota dan Wawali Manado Turun Lapangan Lagi

MANADO – Warga Manado dan para terdampak bencana banjir dan tanah longsor (1/2) lalu, harus waspada, dan saling topang untuk membantu. Ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Pemerintah Kota (Pemkot) Manado, Erwin Kontu pada redaksi Rabu siang. Dia juga mengingatkan bahwa Pemkot Manado saat ini dalam posisi siaga dan bergerak mulai dari monitoring C3 untuk Early Warning Sistem.

“Aplikasi 112 dan Qlue telah siaga untuk menerima laporan dan pengaduan 24 jam. Whatssup Group Perangkat Daerah siaga melaporkan hasil pantauan dan pergerakan para Pala-Lurah-Camat yang pimpin langsung Wali kota, Wakil Wali kota dan Sekda,” ungkapnya.

Bacaan Lainnya
Wali Kota Manado, Vicky Lumentut dan Ketua TP PKK Manado Paula Lumentut Runtuwene ikut mempersiapkan makanan di dapur umum

Dia juga menjelaskan bahwa hingga pecan kedepan Wali kota hingga para pejabat di lingkungan SKPD Pemkot Manado diwajibkan untuk turun langsung memantau dilapangan, mengunjungi korban dan memberi instruksi tanggap darurat.

Tidak ketinggalan pengoperasian dapur umum mobile untuk para korban bencana yang dibuka oleh Dinas Sosial, PU sigap dengan pembersihan area dan longsor, sementara Pemadam Kebakaran (Damkar) juga ikut membersihkan jalan, Dinas Kesehatan standby dan kerja ekstra di Puskesmas. “Tidak ada kata libur. Ini bencana dan semua wajib saling topang,” tegas Kontu.

Baca juga  Adele Hadir di NBA

Dia juga menolak ketika turun lapangan para pimpinan disebut kegiatan pencitraan pada warga. “Wali kota hingga para ASN yang ada di Pemkot Manado intinya adalah bekerja. Tidak ada yang namanya pencitraan, pimpinan turun lapangan adalah kewajiban. Ini bencana alam dan terdampak adalah warganya, tidak mungkin beliau beliau berdiam ditempat. Tugas pemimpin haruslah turun lapangan meninjau dan berbuat,” tambahnya.

Sementara itu wali kota juga telah mengeluarkan instruksi tegas, dimana Manado saat ini dalam kondisi tanggap darurat, warga harus bergotong royong dan mendukung program pemerintah mulai dari bersih bersih dan tidak lagi membuang sampah sembarangan.

 

Wali Wali Kota Manado, Mor Bastiaan yang juga selalu turun lapangan melihat para korban terdampak bencana. (Humas Pemkot Manado)

“Mari kita taati Tata Ruang dari Hulu-Tengah-Hilir karena dengan pertambahan penduduk, banyak alih fungsi lahan, cathment area berkurang maka air meluncur bebas dari tempat tinggi ke rendah,” terang Wali Kota Manado Vicky Lumentut dalam rilis yang dikeluarkan oleh Humas Pemkot Manado.

Baca juga  Segera Laporkan SPT Tahunan PPh mu

Program revitalisasi Sungai Tondano sedang berjalan, namun memenuhi kendala pembebasan lahan. Sudah di lebarkan 30 M dan dibuat tanggul namun belum semuanya tertanggul. Bendungan Kuwil yang multifungsi sementara dalam pembangunan, salah satu fungsinya sebagai pengendali banjir Kota Manado untuk sungai tondano. Jika berbicara 5 sungai yang melintasi Kota Manado, tentunya dibutuhkan kerjasama lintas kabupaten kota, Provinsi bahkan Nasional karena 5 sungai itu masuk dalam Wilayah Sungai Nasional. Jika dalam teori agar aman harus menaati GSS (Garis Sempadan Sungai) sesuai Perwako No 55 Tahun 2014 tentang Garis Sempadan Sungai serta Pemanfaatannya di Kota Manado, namun secara praktek banyak masalah sosial didalamnya yaitu antara lain masih banyak warga yang mendiami kawasan yang seharusnya menjadi jalur hijau. Untuk itu diharapkan juga kesadaran masyarakat untuk menaati peraturan dan tata ruang, jelas pemimpin Manado. (*)

Yuk! baca berita menarik lainnya dari Manadones di saluran WHATSAPP

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *