MANADO – Mereka adalah anak anak muda, yang memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda, namun mereka punya satu tujuan yang sama yaitu menjaga lingkungan, termasuk ekosistem dari perairan hingga laut.
Tidak heran, saat anak anak muda milenial yang lainnya sibuk dengan kegiatan pribadi dan gaming, para relawan Manengkel Solodaritas ini malah sibuk dengan persiapan ke area Ranowangko, Pantai Minahasa untuk menjaga dan mengarahkan tukik tukik agar bisa selamat hingga ke bibir pantai sebelum mereka memasuki lautan sebagai area kehidupan baru mereka.

Bayangkan saja sejak tiga bulan lalu, aktivitas para aktivis lingkungan ini kebanyakan bercokol di markas besar Manengkel Solidaritas yang ada di Paal Dua Manado, dan kawasan Pantai Ranowangko yang ada di Minahasa. Di Manengkel mereka sama sama membahas tentang persiapan aksi mereka dan apa saja yang harus mereka lakukan selama di area penetasan telur tukik hingga perlengkapan serta sosialisasi pada masyarakat.
Sementara saat mereka di pantai, mereka langsung melakukan pemantauan dari sore hingga malam hari bersama warga yang memang adalah bagian dari warag yang melek konservasi. “Bagi kami melakukan kegiatan dari saat penyu hadir di pantai, bertelur hingga pada tahap penetasan ini, adalah ilmu yang luar biasa. Dan sebuah hadiah luar biasa dari sang pencipta. Kami terlibat bukan karena ingin nama, tapi kami ingin lingkaran konservasi dan keberadaan penyu tetap ada dan terlindungi. kami namakan gerakan ini sebagai gerakan atas nama cinta dari Manengkel untuk Bumi,” kata salah satu relawan, Heidy Wengkang didampingi Rolef Bolung dan Fenly Derek pada Manadones.
Berbekal dengan semangat dan kondisi tubuh yang sehat, mereka tidak menolak untuk menempuh jarak Manado – Ranowangko sepanjang 40 km dengan kendaraan roda dua. “Intinya kami enjoy, karena kita juga mencintai alam, jadi perjalanannya sangat menyenangkan. Melihat penyu berukuran besar untuk kemudian melihat ratusan tukik si anak penyu berlarian ke pantai, itu sebuah berkat, dan saya senang bisa terlibat,” ungkap Yasher Sakita dan Ronald Posundu.
Untuk aksi menyenangkan ini, mereka kebanyakan berkemah di area pantai tempat penyu bertelur, dengan komsumsi seadanya sesuai kebutuhan yang pastinya tidak akan menghaslkan sampah plastik. Koordinator Manengkel Solidaritas, Sella Runtulalo menyebut para relawan sebelum terjun ke lapangan, mereka mendapatkan briefing serta penjelasan yang akurat tentang apa yang akan mereka kerjakan. “Bagi teman teman relawan, mereka selalu siap dan bahagia jika berhasil melihat para tukik sampai ke laut. Manengkel adalah bagian terkecil dari Sulut yang ingin agar lingkungan bisa terjaga dan warga juga makin sadar dengan bumi ini,” jelas wanita ramah ini.
Bagi yang ingin jadi relawan Manengkel, syaratnya hanya mudah sebut Sella, yaitu mau belajar dan tidak suka membuang sampah sembarangan. Jika Anda tertarik maka segeralah bergabung dengan LSM ini bisa melalui media social atau berkunjung ke markas mereka yang ada di Paal Dua Manado. (Gracey)