MANADO – Buah sayur yang satu ini, memang tidak bisa langka apalagi menghilang dipasaran Manado dan sekitarnya, karena akan berdampak besar pada perekonomian di Nyiur Melambai.
Siang tadi, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Utara (Sulut) merilis bahwa, koreksi harga bahan makanan mendorong terjadinya inflasi di Manado pada Bulan Mei 2019, hingga mencapai 2,60% month to month (mtm), serta inflasi tahunan sebesar 2,11% year on year (yoy). “Ditinjau dari penyebabnya maka salah satu komoditas utama penyumbang inflasi yang menunjukkan koreksi harga cukup tajam adalah tomat sayur dengan kontribusi inflasi pada bulan berjalan sebesar 2,130%,” terang Kepala Kantor Perwakilan BI Sulut, Arbonas Hutabarat dalam rilis berita yang dikirim pada Manadones.
Dia juga menjelaskan bahwa berkurangnya insentif petani untuk memanen komoditas tomat sayur sebagai akibat deflasi yang terjadi di tiga bulan terakhir. “Hingga menyebabkan kelangkaan stok di tengah peningkatan permintaan di Bulan Ramadan,” jelasnya. Selain komoditas tomat sayur, kenaikkan harga juga terjadi pada pada komoditas cabai rawit, pepaya, cakalang dan telur ayam ras. Dimana, keempat komoditas ini berkontribusi untuk inflasi yang terjadi sebesar 0,385%, 0,079%, 0,078% dan 0,072%.
Memang dari pantauan Manadones saat Ramadan lalu, tomat sayur walau tidak langka namun sulit didapat. Malah jelang Idul Fitri walau beredar dI pasaran, namun harganya naik. “Panen kurang, karena hujan,” ungkap salah satu petani tomat di Minahasa lalu. (gracey)