MANADO – Sudah beberapa hari ini langit di Nyiur Melambai diwarnai dengan aksi heboh, adu dan alih ilmu tempur udara dari 12 jet tempur milik TNI AU dan Royal Australian Air Force (RAAF).
Kehadiran para elang besi, yang dilengkapi oleh peralatan tempur berat ini memang dalam rangka latihan bersama yang bersandikan Elang Ausindo 2019. Dan untuk mendukung dan menjadi protap dari TNI AU dimana setiap jet tempur berada, maka dukungan Search and Rescue (SAR), wajib diberlakukan. Untuk itu, sejak awal pekan lalu Super Puma NAS 332 si heli super dari Skadron Udara 6 Lanud Atang Sendjaja, Bogor juga hadir di Lanud Sam Ratulangi.
“Kami hadir disini untuk melengkapi latma Elang Ausindo 2019 untuk pertolongan pencarian dan evakuasi apabila terjadi sesuatu. Sudah protap nya,” ujar pilot dari Super Puma ini, Kapten Pnb Endrik. Dia menyebut hingga kini tidak ada hal yang berat yang terjadi dalam latihan bersama dua negara ini, namun setiap harinya si Puma juga wajib terbang untuk melatih kemampuan jelajah dan terbang dari pilot pilotnya.
Komandan Lanud Sam Ratulangi (Lanudsri), Kolonel Pnb Johnny Sumaryana sendiri menerangkan bahwa kegiatan Latma Elang Ausindo 2019 ini tidak mendapatkan masalah berarti, namun begitu sebagai tuan rumah Lanudsri tetap memberikan dan menyiapkan segala hal yang berhubungan dengan penerbangan militer dua negara ini.
Helikopter Super Puma 332 adalah tactical transport merupakan salah satu alat transportasi udara serba guna yang dapat dipakai untuk mengangkut pasukan, logistik, maupun kegiatan operasi lainnya dan resmi bergabung di TNI AU sejak 2012 lalu. (gracey wakary)