AIRMADIDI — Pelajar harus fokus pada sekolah, meningkatkan prestasi akademik lebih baik dari pada memgikuti aksi demo, ini juga yang mendorong pemerintah kabupaten Minahasa Utara (Minut) melalui Dinas Pendidikan menggelar sidak di SMPN 1 Kalawat pagi tadi.
Sekitar pukul 07.00 Wita, 437 siswa di SMP berprestasi ini dikumpulkan di Lapangan Upacara sekolah, dan mendapatkan pengarahan langsung dari Kepala Bidang Pembinaan SD dan SMP Dinas Pendidikan Minut, Fery Bensuil didampingi Kepala Bidang Pembinaan Pendidik dan tenaga Kependidikan Rini Paulus. Dalam pengarahan mereka, ditegaskan lagi, bahwa para pelajar diharuskan untuk fokus pada pendidikan di sekolah dan menghindari aksi aksi yang mulai marak yaitu ikut berdemo.
“Kalian adalah generasi bangsa, belajar dan belajar. Jangan ikut ikut demo, pendidikan itu penting untuk masa depan,” tegas nay sambil meminta beberapa tenaga guru yang ada untuk membantunya memeriksa hp milik siswa dan siswi. “Jika ada konten mengasut, hoax dan ajakan untuk ikut berdemo dengan imbalan atau demo apa saja, jangan ditanggapi dan segeralah di hapus,” tambahnya.
Hasil sidak ini, sendiri langsung menemukan 10 HP milik siswa yang diduga ada konten yang kurang mendidik dan ajakan yang berakibat negative. “Kita ada sekolah yang memiliki siswa siswa yang baik. Mari kita lawan hasutan dan belajar lebih giat lagi,” tutur Kepala Sekolah SMPN 1 Kalawat Sherly Fera Dajoh saat ikut memeriksa HP para siswa dan siswi. Dia pun memaklumi adanya beberapa konten ajakan pada para siswa untuk ikut demo, ini disebutnya sudah secara otomatis media sosial yang terpasang di HP. “Sebaiknya jangan ditanggapi dan segeralah hapus kalau masuk dalam akun kalian. Kami yakin kalian adalah anak anak SMP yang mendahului etika dan pelajaran,” tambahnya.
Sekretaris Komite SMPN 1 Kalawat, Jemmy Karongkong yang ikut hadir pada sidak ini mendukung aksi dari Pemerintah Kabupaten melalui Dinas Pendidikan Minut. Ini disebutnya, sebagai aksi untuk menjauhkan anak anak dari dunia pendidikan. Orang tua pun juga diajak makin memberikan pada anak anak mereka, agar tidak sampai ceroboh memberikan ijin melakukan aksi demo atau percaya dengan berita Hoax.
Giat sidang ini sendiri berakhir pada pukul 09.00 Wita dan para siswa mengaku konten ajakan demo dan hoaks sudah bisa dibedakan oleh mereka.
“Lebih baik belajar di kelas dari pada harus berpanas panas di jalanan dan berteriak tanpa mengerti apa yang akan dikatakan,” ungkap siswi kelas IX, Desya Olesa pada Manadones. Yuk, jaga generasi muda kita dari perpecahan. (graceywakary)