Beberapa hari lalu, wanita ini menjadi buah bibir karena aksinya membuka jumlah dana reses, yang diterimanya sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Manado, yaitu sebesar Rp33 juta.
Transparansi ala Jurani Rurubua ini, membuat beberapa kolega nya “kurang nyaman”, dan public pun tahu bahwa dana reses tersebut bisa digunakan para anggota DPRD untuk kegiatan yang lebih pada kesejahteraan rakyat dengan menitiberatkan pada kegiatan social dan aksi. Pada Jumat sore lalu, Manadones mendapatkan kesempatan untuk bertemu langsung dengan politisi muda, yang menjadi satu satu anggota Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang mampu meraih kursi di DPRD Manado, sesaat sebelum melakukan reses pertamanya di kawasan Kairagi. Ini dia petikannya.
MA (Manadones): Selamat Sore, Bu. Pasti sehat kan?
JR (Jurani Rurubua): Selamat sore juga. Oh, terima kasih, ya puji Tuhan saya sehat sehat saat ini. (Sambil tertawa)
MA: Beberapa hari lalu, Anda sempat membuat beberapa kolega Anda kurang nyaman dengan adanya aksi membuka ke public jumlah dana reses yang Anda terima sebagai anggota DPRD Kota Manado. Bagaimana tanggapan Anda saat ini, apakah Anda takut kehilangan kolega dan apakah tidak takut dengan dugaan ancaman?
JR: Membuka dana reses ke public, itu hak saya dan kewajiban saya pada rakyat. Mereka harus tahu berapa dana mereka yang masuk dan akan saya gunakan. Dana reses itukan dari rakyat dana milik rakyat, jadi saya tidak salah untuk membukanya dana sekira Rp33 juta untuk reses. Bagi kami, PSI, dana rakyat harus kembali ke rakyat. Saya tidak takut dijauhi oleh para kolega saya di DPRD Manado dan saya tidak takut ancaman. Yang saya takuti adalah sanksi dari PSI dan menggunakan dana rakyat yang bukan hak saya.
MA: Bagaimana tanggapan keluarga Anda tentang sepak terjang Anda, yang kini menjadi topik hangat?
JR: Keluarga saya mendukung sepenuhnya.
MA: Bagaimana tanggapan partai Anda hal yang Anda buat, membuka dana reses ke public melalui media?
JR: Kami di PSI sudah mendapat arahan yang jelas dan sangat tegas, apapun yang dari rakyat harus diungkap ke public. Apa yang saya lakukan tidak lah besar dibanding, beberapa teman PSI lainnya yang juga duduk seperti saya sebagai wakil rakyat.
MA: Jadi Anda akan tetap seperti ini? Selalu berseberangan dengan para anggota DPRD lainnya?
JR: Tidak, itu pandangan yang salah. Begini, saya adalah anggota dewan yang dipilih oleh rakyat. Saat ada yang berbau hal rakyat maka saya harus mendukungnya, teman teman dan kolega saya yang sama sama duduk di DPRD Manado mungkin punya beda pandangan tentang mendukung rakyat. Tapi kami di PSI sangat tegas mengatur hal itu. Jika karena saya memilih terbuka pada rakyat, ya itu adalah saya dan partai saya, jika memang harus berseberangan, ya itu adalah konsekuensi yang harus saya pilih. Saya takut pada rakyat dan partai saya. Untuk rakyat, apapun yang saya lakukan walau berseberangan dengan para anggota dewan lainnya, saya tidak takut.
MA: Anda baru pertama kalinya menjadi anggota DPRD dan langsung menggebrak dengan hal yang tidak pernah dilakukan para wakil rakyat lainnya. Ini cara untuk lebih dikenal?
JR: (Sambil tertawa) Melayani. Saya ingin melayani dan saya terpanggil melayani dan akhirnya saya terpilih untuk melayani. Menjadi terkenal bukan tujuan saya, tujuan saya adalah bekerja dan melayani rakyat sesuai UU.
MA: Kami dengar Anda sering menggunakan uang pribadi untuk hal hal diluar jatah Anda sebagai anggota dewan. Menyekolahkan anak anak tidak mampu, membantu para lansia dan sering turun lapangan. Tidak takut merugi?
JR: Astaga, maafkan secara pribadi saya melakukan hal hal yang disebutkan tadi dengan tulus, itu memang dana pribadi saya, dan yang saya lakukan saat saya mampu. Mohon maaf, tidak ada maksud apapun dan saya tidak merasa rugi.
MA: Terima kasih Bu, atas waktunya. Semoga tetap seperti ini.
JR: Terima kasih juga, ini memang tugas saya. Dan saya sedang menikmatinya. (*)