MANADO – Siang tadi, di Istana Negara Presiden Joko Widodo (Jokowi), menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional pada salah satu warga kebanggaan Sulawesi utara (Sulut), yang namanya selalu diabadikan sebagai nama penujuk jalan di seluruh daerah di Indonesia, Arnoldus Isaac Zacharias Mononutu.
Ini, menjadi sebuah kebanggaan bukan hanya pada seluruh warga Nyiur melambai, tetapi juga marga Mononutu. Seperti yang diungkapkan Bartholomeus Mononutu pada MANADONES siang tadi, mantan Sekretaris DPRD Sulut ini, juga menyebut sang pahlawan juga menjadi pahlawan bagi para pemuda Mononutu dan Kawanua melanjutkan pendidikan mereka di Ibukota, Jakarta.

“Dua kakak saya yang sekolah di Jakarta semuanya tinggal di rumahnya yang ada di kawasan Jakarta Utara, semua kebutuhan dalam rumah milik Om Arnold tidak pernah habis. Kedua nya juga tidak membayar sewa rumah atau makanan dalam rumah itu, tapi rumah besar miliknya juga diperuntukkan pada para Kawanua yang ingin sekolah namun tidak memiliki uang lebih untuk membayar tempat tinggal,” tutur mantan sekwan yang kini berprofesi sebagai Advokat.
Dia juga tidak melupakan jika sekitar tahun 80an, Arnold sempat berkunjung ke Manado dan mengundang semua klan Mononutu untuk bertemu dengannnya di salah satu hotel berbintang yang ada di Kawasan Pusat Kota 45.
“Beliau ingin kami yang saat itu masih berusia belasan tahun untuk meneruskan sekolah ke jenjang yang tinggi dan wajib berpartisipasi dalam pembangunan. Sekali lagi, kami keluarga besar Mononutu sangat bangga dengan gelar pahlawan pada tetua kami,” sebutnya.
Seperti diketahui, penanugerahan gelar pahlawan pada pria kelahiran Manado 4 Desember 1896 ini, didasari atas Keputusan Presiden (Keppres) RI Nomor 117 TK Tahun 2020 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional. Arnoldus sendiri adalah mantan penggerak pemuda untuk kemerdekaan RI, dia juga dikenal sebagai pemimpin redaksi Kabar Suara Merdeka di Ternate, kemudian sempat menjadi menteri penerangan di Kabinet Republik Indonesia Serikat 1949 – 1950, dan sempat menjadi Duta Besar Indonesia untuk Cina tahun 1953 – 1955. (graceywakary)





