Patrick Pantouw dan Rafael Manoppo Takut Taman Laut Malalayang Hilang karena Sampah

Kepala Laboraturium Selam Polimdo, Frans Rattu SE MM bersama Patrick Pantouw dan Rafael Manoppo usai melakukan penyelaman untuk mengangkat sampah di dalam Pantai Malalayang, mereka juga melakukan pembersihan sampah pesisir kawasan ruang publik tak berbayar satu satunya di Manado, belum lama ini.

MANADO, 10 JANUARI 2023 – Tangan Patrick Pantouw (14), dan Rafael Manoppo (13), tampak lincah mencari sampah plastik yang bertebaran di area Pantai Malalayang, Manado.

 

Bacaan Lainnya

Tidak sampai 30 menit, kedua anak SMP ini telah mampu memenuhi karung sampah yang mereka pegang. Sebelumnya, kedua peyelam muda pemilik sertifikat selam open water dari PADI, juga telah ikut terlibat mengangkut sampah plastik yang ada di kawasan bawah air Pantai Malalayang akhir pekan lalu.

 

Patrick dan Rafa saat ikut penyelaman mengagkat sampah dalam Pantai Malalayang.

“Sedih sekali, melihat bawah laut juga telah ada sampah yang menggunung. Setiap kami bersihkan sampah sampah di laut itu, sepertinya tidak berkurang, malah bertambah,” ungkap Patrick sembari menyebut awalnya dia sempat mengukur tinggi area sampah di bawah air dari satu satu ruang terbuka publik kota Manado ini hanya dikisaran 22 meter. “Saat menyelam kawasan sampah sudah ada di kedalaman 29,5 meter,” ungkap remaja yang baru duduk di kelas 9 SMP Pax Christi Manado.

Baca juga  Direktur Alelo gelar Apel Kerja 2022 untuk Polimdo

 

Rafael juga menambahkan, bukan hanya sampah plastik yang mereka temukan, ban kendaraan hingga pakaian dan popok bayi juga ada. “Saya makin yakin, masih banyak yang memilih pantai dan laut sebagai tempat membuang sampah paling gampang. Lama lama, pantai ini bukan lagi tempat wisata, tapi tempat sampah,” ungkapnya.

 

Siswa SMP 8 Manado ini, bersama Patrick, menyebutkan kecemasan mereka, bahwa taman laut terjangkau dan amat mudah ditemui di Kota Manado, Pantai Malalayang akan menjadi kawasan penampung sampah laut. “Kami takut, Pantai Malalayang ini akan hilang taman lautnya, rusak karena sampah ada di permukaan hingga didalam laut,” ungkapnya.

 

Dan kecemasan kedua remaja ini, menurut Kepala Laboraturium Selam Politeknik Negeri Manado (Polimdo), Frans Rattu SE MM bisa saja terjadi, jika masyarakat tidak mau mengubah sikap mereka pada alam. “Jika terus menerus, membuang sampah sembaran ke laut dan sungai, maka yang dicemaskan Pat dan Rafa bisa terjadi. Kegiatan bersih pantai dan laut sudah hampir setiap minggu, dilakukan baik oleh para penyelam dan para pecinta lingkungan, tapi ini tidak cukup jika ada dukungan peran tegas semua lini dalam masyakat,” jelas staf pengajar di Polimdo ini.

Baca juga  Ibadah Natal BUMN Regional Manado Dihadiri Menteri BUMN

 

Sangat penting pemerintah, aparat keamanan dan masyarakat sama sama mendorong agar aksi buang sampah sembarangan ini tidak lagi terjadi. “Pat dan Rafa adalah generasi baik dan mereka akan memiliki tugas berat jika tidak kita dukung,” terang Rattu sambil menyebut dua remaja ini sebagai bagian dari multi generation beach clean up. (graceywakary)

Yuk! baca berita menarik lainnya dari Manadones di saluran WHATSAPP

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *