MANADO, 3 JUNI 2024 – Sulawesi utara (Sulut), pada Mei ini mengalami deflasi bulan ke bulan (atau month to month, m-to-m mengalami deflasi sebesar 0,07 persen.
Beras, angkutan udara, ikan malalugis, ikan deho dan bawang merah menjadi pendorong deflasi pada Mei lalu. “Sementara yang menjadi penahan deflasi adalah tomat, cabe rawit, daging babi, semangka dan emas perhiasan,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, Asim Saputra di Rilis Berita Resmi Statitik 3 Juni 2024 di Kantor BPS Sulut Manado.
Namun untuk tahunan, Mei 2023 dan Mei 2024, year on year atau y on y, Sulut mengalami inflasi sebesar 4,15 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,93. “Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Minahasa Selatan sebesar 7,36 persen dengan IHK sebesar 108,69 dan terendah terjadi di Kota Manado sebesar 2,81 persen dengan IHK sebesar 105,77,” jelas Asim.
Melihat data ini, Karo Perekonomian Pemprov Sulut, Reza Wenas Dotulung juga mengungkapkan bahwa hal ini menjawab ke khawatiran publik tentang beras, beras di Sulut masih stabil dan ini menunjukkan hal yang baik untuk perekonomian kita, beras tidak langka dan mampu menjadi pendorong deflasi, tambahnya.
Dalam Rilis Berita Resmi Statitik 3 Juni 2024 ini, diuraikan juga bahwa di wilayah perdesaan terjadi inflasi 0,69 persen. Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok pengeluaran Makanan, Minuman, dan Tembakau sebesar 1,01 persen. Kelompok Konsumsi Rumah Tangga lainnya yang mengalami inflasi yaitu kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Lainnya, Perlengkapan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga, Kesehatan, Transportasi, Rekreasi, Olahraga, dan Budaya, Penyediaan Makanan dan Minuman Restoran, dan Perawatan Pribadi. (graceywakary)