MANADO, 22 JANUARI 2025 – Didasari pada rasa duka yang mendalam dan keinginan kuat untuk membawa kembali jasad almarhum Marco Tirayoh, membuat keluarga besar Tirayoh dengan dukungan beberapa pihak memutuskan untuk ke Kamboja hari ini.
Pada MANADONES, kakak kandung almarhum Marco, Lidya Tirayoh mengungkapkan keinginan keluarga Tirayoh untuk mengambil, dan membawa kembali jasad Marco untuk dipertemukan terakhir kali dengan keluarga sebelum dikebumikan di Minahasa utara (Minut). “Jasad adik kami telah tiga minggu setelah kematiannya pada 1 Januari lalu di jalanan Kota Phnom Phen, Kamboja. Kami ucapkan terima kasih pada semua pihak yang sudah membantu kepulangan jasad adik kami,” ungkap Lidya di bandara Sam Ratulangi pagi tadi. Keberangkatan Lidya akan menggunakan pesawat Citilink dari Bandara Sam Ratulangi Manado, menuju Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng Banten dan dilanjutkan dari Cengkareng ke Kota Phnom Phen, Kamboja. Dimana perjalanan ini diprakirakan akan memakan waktu panjang, hinga 10 jam.
Almarhum Marco sendiri ditemukan meninggal dunia secara tiba tiba di jalanan Kota Phnom Phen pada 1 Januari lalu, dan disebutkan akibat serangan jantung oleh keterangan pihak berwenang pada keluarga. Namun keterangan penyebab kematian dari Marco, diragukan oleh keluarga almarhum, karena Marco disebut memiliki kesehatan yang baik dan berencana akan kembali ke Minahasa utara pada 1 Januari lalu, karena telah selesai masa kerjanya di Kota Phnom Phen, Kamboja. Almarhum sendiri diduga menjalani pekerjaan di Kota Phnom Phen, Kamboja tanpa ijin yang lengkap dari dinas terkait alias tenaga kerja illegal. (agung koyongian)