Jakarta (ANTARA) – PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) memproyeksikan proses merger perusahaan-perusahaan BUMN sektor konstruksi atau BUMN Karya akan selesai pada akhir tahun 2026.
Corporate Secretary WEGE Purba Yudha Tama mengatakan WEGE masih menunggu arahan dari perusahaan induk yaitu PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).
“Dari WIKA-nya memang saat ini sudah ada tim untuk merger. Tapi untuk kapan dan waktunya kami belum dapat update, tapi memang untuk range waktunya mungkin sampai akhir 2026 gitu,” ujar Purba dalam Media Gathering, di Jakarta, Rabu.
Untuk saat ini, Ia mengatakan WEGE masih fokus terhadap lini bisnis yang dijalankan oleh perseroan.
“Memang belum ada arahan untuk apakah nanti anak perusahaan seperti apa. Jadi, fokusnya kalau gak salah memang dari level holding dulu, terus nanti setelah penataan holding, kemudian baru ke anak perusahaan,” ujar Purba.
Seiring proses merger yang memakan waktu cenderung lama, Purba menjelaskan bahwa sebelum proses merger dibutuhkan penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) terlebih dahulu untuk permohonan izin kepada para pemegang saham.
“Karena, kalau tidak salah dari proses merger nanti kan harus ada RUPSLB, untuk minta izin pemegang saham. Jadi awalnya nanti kalau memang sudah di tahap mau dilaksanakan, pasti akan ada RUPSLB lebih dulu. Kalau sampai sekarang belum ada pemberitahuan RUPSLB, mungkin bisa geser ke tahun depan,” ujar Purba.
Dalam kesempatan sama, Direktur Quality, Health, Safety, Environment dan Pemasaran WEGE Tomo Dwi Hasputro mengatakan merger perusahaan-perusahaan BUMN Karya akan memberikan keuntungan, karena akan menciptakan persaingan lebih sehat seiring semakin sedikitnya perusahaan BUMN Karya dan semakin fokusnya bisnis mereka.
“Kita membayangkan tujuh perusahaan BUMN (Karya), kami kebetulan anaknya WIKA. Yang tadinya bersaing tujuh jadi tiga kan, peluangnya lebih besar,” ujar Tomo.




