Wajahnya penuh damai, sakit dan pedih kini tidak lagi menggangunya. Selamat Jalan Papa.
Ketikan kalimat inilah yang ditulis oleh Inameiyan Catootje Wenas, putri kedua dari Jehezkiel Robert Wenas atau yang dikenal dengan panggilan Om Yessy Wenas pada media sosialnya pada Sabtu subuh (19/1) tadi.
Tokoh seni dan budaya yang memiliki karya ini menutup mata selamanya di RS Budi Asih Cawang Jakarta pada Jumat (18/1) pukul 23.36 Wib.
Selamat Jalan Om Yessy… Beristirahatlah dengan tenang.
Bagi dunia seni Indonesia, Yessy Wenas asalah salah satu mutiara yang mampu menciptakan karya karya indah serta musisi hebat di tahun 60 an – 80 an.
Judul lagu yang hits hingga kini merupakan karya nya sebut saja Mutiara yang Hilang, Jangan Biarkan Kusendiri Senja di Bina Ria, Jembatan Sarinah dan Mengapa Tiada Maaf yang dinyanyikan Bob Tutupoli yang kemudian dinyanyikan kembali oleh Yuni Shara menjadi lagu lawas yang hits.
Ada juga lagu ciptaannya yang dinyanyikan oleh Titiek Sandora, Si Jago Mogok, Si Boncel, Jangan Tertawa, Warung Kopi (duet dengan Muchsin Alatas) yang juga merajai tangga lagu radio tahun 1968. Serta lagu ciptaan yang dinyanyikan Titik Puspa yaitu Antara Sepi dan Kesepian dan lagu dengan judul Penyesalan. Tidak terkecuali penyanyi Vivie Sumanti juga pernah mendapatkan karya lagu ciptaan dari suami Winny Pakasi ini dengan judul Di Tepi Danau Tondano, Hilang Tiada Berita, Bunga-Bunga Berguguran dan Dendang Sayang
Sampai kelahiran anak pertamanya di tahun 1978, Jessy Wenas telah menghasilkan lagu ciptaannya hampir 300 buah dalam bentuk piringan hitam dan kaset. Termasuk karyanya dalam iringan musik Kolintang dan Tarling.
Terima kasih Om Yessy … Pergilah dalam damai Kristus. (graceywakary)