Disukai Malut dan Papua, Tomat Jadikan Manado Inflasi 3,6 Persen

MANADO – Tomat Nyiur Melambai ternyata sering dipasok untuk kebutuhan warga di Provinsi Maluku Utara (Malut) dan Papua. Ini diungkapkan oleh  Kepala Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, Ateng Hartono siang tadi dalam Rilis Berita Resmi Statistik yang dihadiri oleh perwakilan Kantor Bank Indonesia (BI) Sulut, Bulog, Pemprov Sulut dan media.

“Ternyata tomat Sulut juga beredar di Papua dan Malut, ini yang kami temui di lapangan. Sementara di lokal harga tomat melambung,” kata Ateng, sembari menyebut bahwa harga tomat pada pekan lalu sempat menyentuh harga Rp25.000 per kg hingga Rp26 ribu per kg, dari harga normal mulai dari 6 ribu per kg nya.

Bacaan Lainnya
Baca juga  Andrea Dovizioso Taklukkan Marc Marquez
Kepala Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, Ateng Hartono saat memberikan keterangan tentang statistik bulanan.

Kepala Bagian Perekonomian Pemprov Sulut, Sonny Runtuwenen menyebut hal ini juga yang membuat tomat kurang beredar di pasaran lokal selain karena adanya harga yang meningkat mulai dari petani kepada pedagang pengumpul, pedagang pengumpul tomat pada pedagang perantara, dan harga yang makin meningkat dari pedagang perantara pada pedagang besar yang kemudian berubah lagi harganya saat dilego oleh pedagang besar ke pedagang eceran di pasar pasar tradisional di Manado dan sekitarnya.

Naiknya harga tomat ini juga ikut memebrikan kontribusi yang besar di Bulan Juni 2019 untuk Kota Manado, tidak tanggung tanggung inflasi mencapai 3,6 persen, dan inflasi tahun kalender sebesar 4,77 persen dan inflasi year on year (yoy) mencapai angka 5,10 persen. (gracey)

Yuk! baca berita menarik lainnya dari Manadones di saluran WHATSAPP

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *