MANADO – Aksi mahasiswa Manado, yang berdemo di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulut sempat membuat kegiatan para wakil rakyat, dan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja terhenti selama lima jam.
Pasalnya, aksi yang dimulai pukul 11.00 Wita di depan kantor rakyat ini perlahan lahan makin panas. Dari awalnya hanya orasi, tentang RKUHP yang disebut makin tidak jelas dan delapan permintaan penolakan lainnya, hingga aksi membakar ban, serta memaksa masuk ke kawasan kantor yang ada di Kairagi ini. Pukul 12.00 Wita, area jalan utama untuk ke Bitung ini pun resmi ditutup, dan massa yang merupakan para calon intelektual ini makin berani menuntut aksi mereka untuk didukung para wakil rakyat.
Pada pukul 16.00 Wita aksi pun mulai sedikit reda dimana perwakilan para anggota DPRD Sulut yaitu Victor Mailangkay, Amir Liputo, Yusra Aihabsyi, Fransiscus Silangen, Melkix Pangemanan dan Fabian Kaloh menemui para pendemo serta menandatangani sembilan point pernyataan dari mahasiswa Sulut yaitu tolak RUU KUHP, tolak RUU Pertanahan, tolak kenaikkan BPJS, tolak pencabutan subsidi listrik, cabut UU KPK yang baru, tuntaskan pelanggaran HAM, stop defortasi hutan, stop libatkan militer dalam konflik agrarian dan hentikan pendekatan militer di Papua.
Salah satu srikandi DPRD Sulut, Sandra Rondonuwu juga ikut menegaskan komitmen mereka dimana dirinya bersama rekan-rekan anggota DPRD Sulut menerima semua aspirasi semua mahasiswa yang datang. Dengan tegas, wanita ramah ini mengatakan, bahwa gedung DPRD Sulut adalah milik rakyat, jadi siapapun dapat datang dan menyampaikan aspirasi tentunya dengan baik dan santun. “Kalau rumah kita tentunya dijaga dengan baik agar lebih bagus dan lebih indah. Dalam demo, biasalah kalau ada ribut sedikit. Tapi, kami salut untuk pihak keamanan yang dengan cekatan untuk mengantisipasinya,” imbuhnya.
Senada diungkapkan anggota DPRD lainnya Fabia Kaloh. Menurutnya, dirinya bersama anggota lainnya sudah siap menerima aspirasi mahasiswa. Namun, dia sangat menyesalkan sempat terjadi kericuhan.
Sekretaris DPRD Sulut, Batholomeus Mononutu terlihat selama aksi yang baru selesai pukul 18.00 Wita ini berjaga agar tidak sampai jatuh korban. Dia bersama jajarannya juga ikut membantu dan melayani aparat keamanan yang bertugas, serta para mahasiswa dengan memberikanan makanan dan minuman. (teks dan foto: Charencia Repie)