MANADO – Kerja keras untuk memberikan layanan pada masyarakat Indonesia, melalui beragam program terbaiknya, mampu mengantarkan BPJS Ketenagakerjaan ke forum jaminan social se-dunia, serta menjadi yang terbaik dengan berhasil menyabet dua penghargaan tertinggi diajang yang digelar di Brussels, pada (16/10) lalu.
Dalam ajang World Social Security Forum (WSSF), yang juga dihadiri oleh lebih dari 1.000 delegasi WSSF yang merupakan perwakilan dari lebih dari 300 institusi jaminan sosial yang berasal dari 152 negara ini, BPJS Ketenagakerjaan meraih 2 (dua) penghargaan tertinggi dari ISSA yaitu ISSA Certificate of Excellence in Social Security Administration for Information Communication Technology (ICT) dan ISSA Certificate of Excellence in Social Security Administration for Return to Work (RTW) program.
Yang membanggakan lagi adalah BPJS Ketenagakerjaan menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia, dari 7 (tujuh) penerima penghargaan dari ISSA pada kegiatan tersebut.
Marcelo Abi-Ramia Caetano, Sekretaris Jenderal ISSA menyatakan, sistem IT dan program RTW BPJS Ketenagakerjaan telah berhasil memenuhi semua aspek Guidelines yang ditentukan oleh ISSA, bahkan memberikan masukan yang krusial bagi ISSA untuk penyempurnaan Guidelines dimaksud.
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Agus Susanto, berharap apresiasi ini menjadi penyemangat dan motivasi bagi insan BPJS Ketenagakerjaan di seluruh Indonesia. “Penghargaan ini sangat spesial, karena lembaga jaminan sosial di Indonesia baru pertama kali menerima penghargaan setingkat ISSA Certificate of Excellence dan pertama kali juga sebuah lembaga langsung sekaligus mendapatkan 2 (dua) award, untuk ICT dan RTW. Tentunya ini berkat kerja cerdas dan keras semua pegawai yang didukung oleh semua stakeholder kami”, jelas Agus.
Agus menjelaskan, kunci pengembangan sistem TI BPJS Ketenagakerjaan adalah berusaha mengoptimalkan kapasitas internal dalam mengembangkan sistem TI yang handal, namun tetap efisien dan memenuhi standar keamanan yang baik. “Berbagai inovasi yang dikembangkan BPJS Ketenagakerjaan seperti sistem keagenan PERISAI, aplikasi mobile BPJSTKU, hingga antrian online untuk Klaim JHT dapat berjalan baik berkat dukungan sistem TI yang mumpuni”, tambah Agus.
Sedangkan pelaksanaan progran RTW dari BPJS Ketenagakerjaan telah mengalami perkembangan pesat, dengan jumlah pekerja korban kecelakaan kerja yang telah bekerja kembali mencapai 583 orang.
“Hal ini tercapai berkat sistem tata kelola RTW yang terencana dengan baik, dengan dukungan personil case manager yang bekerja tidak hanya mengandalkan profesionalitas saja namun juga mengedepankan empati. Juga berkat kerjasama kami dengan 7.417 rumah sakit yang berperan sebagai Pusat Layanan Kecelakaan Kerja (PLKK) dan perusahaan peserta kami di seluruh Indonesia”, urai Agus, seperti yang diterima Manadones dalam rilis BPJS Ketenagakerjaan yang dikirimkan ke redaksi pagi tadi. Bravo. (*)