TAHUNA, 28 FEBRUARI 2021 – Nama Agustina Bawele bukanlah nama yang biasa saja dijajaran atlet atletik nasional andalan ndonesia, perempuan asal Manganitu Kabupaten Kepulauan Sangihe ini sudah beberapa kali membawa nama harum Merah Putih di luar negeri.
Dia adalah pemegang rekor nasional untuk nomor lari gawang 100 meter putri junior Indonesia, yang dicetaknya di kejuaraan atletik junior Asia Tenggara di Ho Chi Minh City, Vietnam Juni 2009 lalu. Diapun, adalah atlet berprestasi yang memberikan medali perunggu di nomor yang sama saat perhelatan Sea Games di Laos pada 2009 lalu.
Sayangnya, pada MANADONES akhir pekan kemarin, dia menuturkan bahwa dirinya belum mendapat dukungan apapun dari pemerintah daerah saat kembali ke Kabupaten Kepulauan Sangihe pada 2015 lalu karena desakan keluarganya saat sang ayah meninggal dunia.
“Saya amat berharap agar pemerintah daerah bisa memberikan bantuan pekerjaan pada saya, ini untuk menopang kehidupan keluarga dan hari esok yang lebih baik. Karena saat ini, saya menjadi tulang punggung keluarga setelah ayah kami meninggal dunia”, Kata Agustina, sembari menyebut tabungannya pun hasil kerja dan bonus saat menjadi atlet lalu telah terkikis dan makin menipis untuk menopang hidup dia dan keluarganya.
“Jujur, saya tidak pernah mendapatkan fasilitas dari negara seperti yang di alami atlit berprestasi lainya seperti rumah, uang tunai ataupun di fasilitasi untuk boleh mendapatkan pekerjaan di pemerintah menjadi PNS,” akunya, yang sempat bekerja sebagai staf di salah satu perusahaan rokok di Jakarta.
Sementara, di tempat terpisah Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Sangihe, Novilius Tampi menuturkan apa yang menimpa Bawele akan dibicarakan mereka. “Untuk itu, KONI sebagai induk organisasi, akan segera merekrut bahkan memprioritaskan Agustina bawele dalam persiapan berbagai event di semua tingkatan kejuaraan baik sebagai atlit maupun sebagai bagian dari upaya menciptakan regenarsi atlit yang tangguh di daerah kita.(ryansengala)





