Inflasi di Manado dan Kotamobagu masih di Bawah nasional

MANADO, 6 JUNI 2022 – Tekanan, inflasi Sulut yang tercatat meningkat signifikan pada periode bulan lalu mengalami perlambatan pada Mei 2022.

 

Bacaan Lainnya

Hal tersebut, tercermin dari peningkatanIndeks Harga Konsumen atau IHK Manado yang relative terbatas sebesar 0,13% (mtm), dan deflasi di Kotamobagu sebesar -0,21% (mtm). Secara tahunan, inflasi Kota Manado tercatat sebesar 2,68% (yoy), dan Kota Kotamobagu sebesar 2,79% (yoy), masihberada di bawah inflasi nasional yang sebesar 3,35%.

 

Dimana, tekanan inflasi Sulut yang diwakili oleh kedua kota tersebut juga berada pada rentang sasaran inflasi nasional yang sebesar 3±1% (yoy).

 

Komoditas bawang merah, tomat, dan minuman ringan merupakan tiga komoditas utama yang mendorong inflasi Manado dari Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau. Peningkatan harga bawang merah terjadi secara nasional akibat minimnya pasokan dan belum pulihnya distribusi pasca Idul Fitri 2022.

 

Apabila dibandingkan dengan daerah lain di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua), harga bawang merah di Papua Barat, Gorontalo, Maluku Utara dan Sulawesi Tengah cenderung lebih tinggi. Sementara komoditas cabai rawit masih menjadi penahan tekanan inflasi dengan andil deflasi sebesar -0,18% (mtm).

 

Selanjutnya dari Kelompok Transportasi, inflasi masih digerakkan oleh komoditas angkutan udara dengan andil 0,61% (mtm) karena adanya arus balik dari cuti bersama dan libur lebaran 2022 yang jatuh pada akhir April hingga awal Mei 2022.

Baca juga  Manado Deflasi karena Cakalang dan Angkutan Udara

 

Di sisi lain, Kelompok Pakaian dan Alas Kaki menjadi satu-satunya kelompok yang menahan tekanan inflasi Manado dengan andil deflasi -0,01% (mtm), setelah tercatat inflasi dengan andil 0,06% (mtm) pada periode bulan yang lalu seiring normalisasi permintaan pasca HBKN.

 

Berbeda dengan di Kota Manado, Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau di Kotamobagu justru mengalami deflasi dengan andil -0,34% (mtm), disusul dengan Kelompok Transportasi yang juga mengalami deflasi dengan andil -0,05% (mtm).

 

Komoditas daun bawang yang menjadi pendorong inflasi utama periode sebelumnya mengalami pembalikan harga dan tercatat deflasi dengan andil -0,22% (mtm). Disusul dengan komoditas cakalang diawetkan dengan andil deflasi -0,18% (mtm).

 

Sama halnya dengan di Kota Manado, komoditas cabai rawit juga mengalami deflasi dengan andil -0,12% (mtm).

 

Selanjutnya dari Kelompok Transportasi, tarif kendaraan travel cenderung menurun dan memberikan andil pada deflasi Kota Kotamobagu sebesar -0,05% (mtm).

 

Hal tersebut disebabkan oleh menurunnya permintaan setelah sempat meningkat pada bulan sebelumnya menjelang Idul Fitri 2022.

 

Kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran di Kotamobagu menahan turunnya tekanan inflasi lebih lanjut dengan tercatat inflasi sebesar 0,13% (mtm). Tingginya harga bahan baku (terigu, telur, dan minyak) diperkirakan menjadi pemicu meningkatnya harga makanan olahan seperti martabak di Kotamobagu.

Baca juga  Gubernur dan Kepala BI KPw Sulut harap TP2DD Mampu Dorong ETP

 

Normalisasi aktivitas masyarakat pasca HBKN Idul Fitri secara umum masih akan terjadi pada bulan Juni 2022 sehingga diperkirakan dapat menjadi faktor penahan inflasi di Sulawesi Utara terutama Kota Manado dan Kota Kotamobagu.

 

Normalisasi angkutan udara juga diperkirakan akan menahan tekanan inflasi setelah periode mudik dan arus balik pada April-Mei 2022 selesai. Meski demikian, secara global telah terjadi peningkatan tekanan inflasi dan mencatatkan nilai tertinggi sejak krisis keuangan global 2008.

 

“Bank Indonesia, akan terus melanjutkan koordinasi dalam rangka pengendalian inflasi melalui kerangka TPID. Selama tahun 2022, Bank Indonesia telah melaksanakan 7 kali High Level Meeting (HLM) TPID dengan Pemda Kabupaten/Kota dan 1 kali HLM di tingkat Provinsi, di samping berbagai kegiatan sidak dan operasi pasar,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara Arbonas Hutabarat, dalam siaran pers Bank Indonesia yang diterima MANADONES.

 

Di samping itu, Bank Indonesia bersama TPID juga telah melaksanakan penambahan 2 Kerja sama Antar Daerah (KAD) yakni antara Kota Tomohon dengan Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah, dan antara Koperasi Pedagang Bersehati Manado dengan Asosiasi Pedagang Higienis Ternate, Provinsi Maluku Utara. (graceywakary)

 

 

Yuk! baca berita menarik lainnya dari Manadones di saluran WHATSAPP

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *