BPJAMSOSTEK Hadirkan Social Security Summit

BPJAMSOSTEK mengambil sebuah langkah strategis dengan menggelar Social Security Summit 2024, yang digelar di Jakarta.

MANADO, 29 NOVEMBER 2024 – Sebagai upaya mendorong produktivitas pekerja, dan pertumbuhan ekonomi nasional melalui optimalisasi jaminan sosial ketenagakerjaan, maka  BPJS Ketenagakerjaan atau disebut BPJAMSOSTEK mengambil sebuah langkah strategis dengan menggelar Social Security Summit 2024.

 

Bacaan Lainnya

Kegiatan yang digelar di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, pada  26 November 2024 lalu, merupakan yang pertama di Indonesia dan secara resmi dibuka oleh Menteri Ketenagakerjaan Yassierli. “Semoga hasil diskusi nanti benar-benar keluar dengan suatu strategi dan solusi. Dan kami dari Kementerian Ketenagakerjaan menunggu, kira-kira terkait dengan kami regulasi seperti apa, kebijakan seperti apa, dan strategi seperti apa yang harus kami tempuh,” ujar Yassierli, seperti dikutip dalam siaran pers yang diterima MANADONES. Dia kemudian menyebut, BPJS Ketenagakerjaan saat ini masih selaras dengan fungsinya dalam memenuhi jaminan sosial untuk masyarakat dan diharapkan dapat terus memperluas kepesertaanmya hingga menemukan strategi yang sifatnya preventif. Selain itu Menaker juga menitipkan beberapa hal yang perlu dibahas, diantaranya perihal perlindungan jaminan sosial, hingga perlunya pendekatan yang lebih preventif yang terkait dengan jaminan ketenagakerjaan.

Baca juga  Rupiah Rabu Pagi Turun 14 Poin jadi Rp16.228 per Dolar AS

 

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo menjelaskan bahwa hadirnya Social Security Summit 2024 merupakan bentuk respon terhadap tantangan besar yang kini tengah dihadapi sejumlah negara-negara berpenghasilan menengah termasuk Indonesia, yaitu “middle income trap.” Fenomena ini terjadi ketika negara-negara berpenghasilan menengah mengalami stagnasi dan kesulitan untuk bertransisi menuju status negara berpenghasilan tinggi. “Salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap middle income trap adalah ketidakcukupan sistem jaminan sosial yang mampu mendukung pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan,” ungkap Anggoro.

 

Terlebih saat ini, ungkap Anggoro struktur pekerja Indonesia didominasi oleh sektor informal yang angkanya mencapai hampir 60 persen atau sejumlah 84,13 juta. Selain itu demografi penduduk Indonesia tengah bergerak menuju era ageing population, di mana proporsi penduduk lansia jumlahnya tersebut mengalami peningkatan. Hal ini menurut Anggoro patut menjadi perhatian pemerintah dan seluruh pihak, sebab pekerja informal dan penduduk lansia rentan untuk jatuh dalam kemiskinan saat mengalami risiko sosial ekonomi. Pasalnya hingga Oktober 2024, jumlah pekerja yang terlindungi jaminan sosial ketenagakerjaan baru mencapai 40,83 juta dan didominasi oleh segmen formal atau Penerima Upah (PU) sebesar 25,8 juta pekerja. Sedangkan sektor pekerja informal atau Bukan Penerima Upah (BPU) jumlahnya sebesar 9,4 juta pekerja.

Baca juga  Kolaborasi Pemkot Manado dan BPJS Ketenagakerjaan Sulut akan Kembali Dilakukan di 2022

 

Dengan melibatkan pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan organisasi masyarakat sipil, Social Security Summit 2024 ini diharapkan mampu menjadi ajang diskusi untuk menghadirkan solusi inovatif dan strategi kolaboratif untuk mengatasi tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia khususnya dalam hal ini kesejahteraan pekerja yang merupakan cita-cita kita bersama. “Kolaborasi seluruh pemangku kepentingan dalam memberikan jaminan sosial ketenagakerjaan di Indonesia adalah langkah penting untuk melindungi hak dan kesejahteraan pekerja. Dengan kerja sama yang erat dari semua pihak, saya yakin kita bisa bergerak bersama membangun Indonesia sejahtera,”pungkas Anggoro. Ditambahkan juga oleh Kepala BPJS Ketenagakerjaan Manado, Sunardy Syahid, bahwa perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan memberikan rasa aman bagi pekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas pekerja. “Kami bersama para pemangku kepentingan dalam memberikan jaminan sosial ketenagakerjaan baik pemerintah maupun swasta berkomitmen mewujudkan universal coverage jamsostek di Sulawesi Utara”, ujar Sunardy. (graceywakary)

Yuk! baca berita menarik lainnya dari Manadones di saluran WHATSAPP

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *