Membanggakan Mahasiswa Unsrat Lolos Pendanaan PKM 2025 dengan Hadirkan Prototipe Neurokit di PKM 2025

unsrat
Galnoel Peter Rindengan dari Fakultas Teknik jurusan Teknik Informatika, Regina Maria Samantha George yang juga mahasiswi dari Fakultas Teknik jurusan Teknik Informatika, Ahmad Triadi Julianto M dari Fakultas Teknik Jurusan Teknik Informatika, Ridho Aditya Rosman Eka Putra dari Fakultas Teknik Jurusan Teknik Informatika, dan Cherissa Renata Rupang dari Fakultas Kedokteran Jurusan Pendidikan Dokter, dengan temuan mereka, Prototipe Neurokit.

MANADO, 18 OKTOBER 2025 – Prestasi membanggakan, kembali dicetak mahasiswa Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, diajang Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2025 yang digelar oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisainstek) RI .

 

Bacaan Lainnya

Tidak tanggung tanggung, tim  kecil yang diketuai oleh Galnoel Peter Rindengan dari Fakultas Teknik jurusan Teknik Informatika, dengan beranggotakan Regina Maria Samantha George yang juga mahasiswi dari Fakultas Teknik jurusan Teknik Informatika, Ahmad Triadi Julianto M dari Fakultas Teknik Jurusan Teknik Informatika, Ridho Aditya Rosman Eka Putra dari Fakultas Teknik Jurusan Teknik Informatika, dan Cherissa Renata Rupang dari Fakultas Kedokteran Jurusan Pendidikan Dokter.

 

Serta dengan bimbingan langsung dari dosen Unsrat Ir Daniel Febrian Sengkey ST MEng berhasil melolosan penemuan mereka yaitu merancang Prototipe Neurokit, sebuah alat yang terdiri dari sistem terintegrasi yang menggabungkan teknologi neuroterapi multimodal, adaptif, dan kecerdasan buatan (AI) untuk menstimulasi fungsi kognitif secara holistic, para siswa saat melakukan pembelajaran.

 

Hasil kerja keras tim ini, langsung lolos dalam skema di PKM 2025 yang bertema Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2025 adalah “Mahasiswa Indonesia: Berkarakter, Berprestasi, dan Menginspirasi” dengan 10 tema tematik prioritas nasional. Tema-tema ini mencakup kemandirian pangan, energi, dan air; kesehatan dan gizi masyarakat; pencegahan dan pemberantasan korupsi; pemberantasan kemiskinan; serta penguatan pendidikan, sains, dan teknologi, serta mendapatkan skema pendanaan langsung dari sebesar Rp6.690.000

Baca juga  Rektor Unsrat Minta PSM Berikan yang Terbaik di BICF 2022

 

Hadirnya prototipe inovatif bernama Neurokit memang dibesut untuk menjadi alat bantu belajar bagi para siswa di lingkungan sekolah. Dimana, salah satu keunggulan utama Neurokit ini  adalah implementasi Dynamic Light Therapy yang mampu menyesuaikan intensitas cahaya secara otomatis.

 

Perangkat ini menggunakan sensor ultrasonik HC-SR04 untuk mengukur jarak siswa dari toolkit. Data jarak diproses oleh mikrokontroler ESP32 yang kemudian mengatur intensitas cahaya LED (melalui teknik PWM dan MOSFET). Sistem ini menjamin paparan cahaya yang diterima siswa selalu optimal, setara dengan 500-an lux pada jarak anjuran 61 cm, meskipun posisi siswa berubah. Pendekatan adaptif ini membuat terapi cahaya lebih fleksibel dan efektif.

 

Pendekatan Multimodal: Kombinasi Cahaya dan Suara

 

Untuk stimulasi kognitif yang lebih maksimal, Neurokit juga menerapkan pendekatan multimodal neurotherapeutic berupa

 

  1. Terapi Cahaya: Memanfaatkan LED Strip SMD 2835 yang dilapisi acrylic diffuser untuk menghasilkan cahaya yang lembut dan nyaman bagi mata, yang terbukti dapat meningkatkan atensi dan retensi informasi.

 

  1. Terapi Musik: Dilengkapi speaker dengan dua mode audio terapi:

 

  1. Mode Learn: Menyajikan musik klasikal untuk mendukung pemahaman konsep baru dan kreativitas.
Baca juga  Staf Pengajar Polimdo Ikuti Penguatan Kompetensi Bagian RESD dengan Pemerintah Swiss

 

  1. Mode Chill: Menggunakan musik alam (nature music) untuk membantu mengurangi stres dan meningkatkan mood saat membaca.

 

Integrasi Cerdas AI Generatif dan Gamifikasi

 

Inovasi yang menjadikan Neurokit terdepan adalah integrasi dengan teknologi pintar. Dan ini berupa pertama, Afirmasi Positif Berbasis AI yaitu sistem terhubung dengan Large Language Model (LLM) melalui OpenRouter API. Berdasarkan performa dan progres belajar siswa, AI akan menghasilkan kalimat afirmasi positif yang dipersonalisasi.

 

Kalimat ini kemudian diubah menjadi suara melalui teknologi Text-to-Speech dari Prosa AI dan diperdengarkan melalui speaker perangkat, memberikan motivasi yang sangat personal. Dan yang kedua adalah Gamifikasi dan Latihan Kognitif yaitu  Aplikasi mobile Neurokit menyajikan elemen gamification, seperti reward atas kemajuan belajar, serta fitur mini game sebagai latihan memori (memory exercise) sebelum sesi belajar dimulai.

 

Dengan memadukan perangkat keras yang adaptif, stimulasi multimodal, dan kecerdasan buatan yang personal, prototipe Neurokit, ini menurut Rindengan, akan menghadirkan solusi yang holistik dan menjanjikan untuk mengatasi tantangan belajar siswa di era informasi yang serba cepat. “Diharapkan inovasi ini tidak hanya sukses dalam ajang PKM, tetapi juga segera dapat dimanfaatkan oleh dunia pendidikan di Indonesia,” katanya pada MANADONES. (gracey wakary)

Yuk! baca berita menarik lainnya dari Manadones di saluran WHATSAPP

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *