MANADO – Saat memutuskan untuk maju menjadi wakil rakyat yang duduk Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Utara (Sulut), Nursiwin Dunggio sempat gamang.
Menurut, Ketua TP-PKK Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) ini, dirinya memiliki banyak program kegiatan yang telah disusunnya secara pribadi, untuk memberdayakan dan meningkatkan perekonomian para perempuan dan ibu yang ada di kawasan kaya dengan kopi dan kelapa ini, jika dirinya menjadi anggota dewan, maka program program ini akan terbengkalai.
“Namun dorongan warga Boltim, juga luar biasa. Saya berkali kali memikirkan untuk maju atau tidak (sebagai wakil Boltim di DPRD), karena saya juga punya tanggungjawab pada warga saya. Kabupaten Boltim, masih amat muda usianya, warga perlu didukung, terutama kaum perempuannya dan diberdayakan agar kabupaten kami bisa maju dan bersaing laiknya kabupaten dan kota yang ada di Sulut dan Indonesia,” tutur istri tercinta dari Bupati Boltim, Sehan Landjar pada Manadones.
Berkali kali, lulusan dari Universitas Gorontalo ini meminta masukkan dari sang suami dan anak anaknya, mereka disebut wanita pecinta catur ini pun memberikan masukan bahwa program yang sudah disiapkan akan tetap dijalankan, walau dirinya menjadi wakil rakyat, akhirnya Siwin pun maju dan menang, dan hingga kini resmi menjadi wakil rakyat di DPRD tingkat Satu Sulut.
Usai dilantik pada pekan lalu, wanita berhijab yang ramah ini, akhirnya harus merelakan waktunya bersama sang suami makin minim, karena tugas dan tanggungjawab sebagai penyambung suara rakyat Sulut.
Bayangkan saja, dalam sepekan Anggota Komisi IV DPRD Sulut ini hanya memiliki waktu sekitar delapan jam bersama sang suami, yang tidak lain adalah Bupati Boltim pilhan rakyat.
Diapun merinci bahwa, hari Senin hingga Jumat siang dirinya wajib duduk dan turun lapangan di kantor atau tugas luar kota demi warga Sulut, kemudian Jumat malam barulah pecinta tarian Maumere ini bertolak kembali ke Tutuyan Boltim. Sabtu pagi dia harus menyediakan waktu untuk anak anak asuh nya serta kegiatan TP PKK dan seabrek tugas sebagai First Lady Boltim.
Jangan berpikir tugas sebagai wanita nomor satu di Boltim mudah, karena Boltim bukanlah daerah seperti Manado yang memiliki sarana trasnportasi yang lengkap. Boltim adalah kabupaten yang baru membangun, membuat Siwin panggilan akrab Nursiwin kadang harus masuk keluar jalanan yang belum beraspal ataupun berjalan kaki demi bertemu para anggota TP PKK dan para ibu ibu Masjid serta ibu ibu perwakilan ragam suku yang menetap di Boltim.
“Jadi kadang Sabtu sejak pagi saya sudah keluar, kemudian siangnya saya dan Bupati Sehan menghadiri undangan warga hingga malam. Bisa dikata waktu saya bersama suami hanya sekitar delapan jam saat tidur malam. Hari Minggu itu pun waktu untuk seluruh keluarga berkumpul, malam itu saya sudah bersiap juga kembali ke Manado. Otomatis hitung hitung hanya punya delapan jam untuk bersama,” ungkap utusan dari Partai Politik Biru, Partai Amanat Rakyat (PAN) dengan senyum.
Sang Motivator, Bupati Sehan pun kerap menguatkan diri sang istri untuk tegar untuk menjalani profesinya ini, karena amanat untuk memberi diri pada rakyat haruslah jadi yang utama.
Warga Boltim pun banyak yang mendukung Siwin sebagai anggota DPRD Sulut ini, tetapi ada juga yang sedih setuju, dengan alasan mereka kini tidak memiliki seorang perempuan tangguh yang bisa dimintai tolong secepatnya saat ada bencana alam ataupun kebakaran.
“Ibu itu orangnya cekatan, jika ada bencana. Kadang pemerintah kabupaten kalah cepat dengan dirinya. Ibu biasanya yang sudah berada di lokasi saat bencana dan sudah siap dengan bantuan ala kadarnya, namun memang dibutuhkan,” ungkap Ismet warga Tutuyan. Bravo Siwin. (graceywakary)