Asiknya Sosialisasi Penyu pada Anak SD

RANOWANGKO – Wajah wajah manis dan sedikit terpukau terlihat nyata, pada anak anak SD Inpres Ranowangko II, kala mengikuti penjelasan ringan dari Koordinator Skolah Sei Pante –  Manengkel Solidaritas, Archi Lutia, siang tadi di dalam ruangan kelas mereka.

Archi dengan lugas dan menjelaskan pada anak anak dimana kawasan dan area tempat tinggal mereka telah lama menjadi kawasan favorit dari lima jenis penyu untuk bertelur. “Dan penyu penyu tersebut masuk dalam jenis penyu yang dilindungi. Di dunia ada tujuh jenis yang dilindungi dan lima jenis itu sudah jadi bagian ditempat kalian, Desa Ranowangko di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara,” tuturnya.

Bacaan Lainnya
Fenly Derek saat memberikan penjelasan tentang penyu.

Anak anak ini tidak kalah ramainya saat diberikan waktu untuk bertanya, ada yang bertanya tentang ukuran penyu dan mengapa penyu perlu dilindungi. “Apakah penyu yang masuk ke kampung bisa kami pegang,” tanya salah satu siswa SD, yang langsung disambut anggukan oleh beberapa siswa lainnya.

Baca juga  Waspada, Minut Kini Target Pengedaran Narkoba

Fenly Derek yang juga salah satu coordinator di Manengkel tak kalah sigap memberikan jawaban lugas pada anak anak SD ini.

“Harusnya kita tidak bisa menyentuh mereka, kecuali mereka sedang membutuhkan bantuan. Jika mereka bertelur, maka kita juga harus menjaga tapi dilarang untuk menyentuh, agar mereka tetap menjadi bagian dari alam. Jika disentuh, biasanya penyu akan stress,” ungkap Derek yang juga hadir bersama perwakilan dari PADI Foundation yang memang ikut terlibat pada kegiatan lingkungan untuk penyelamatan penyu ini.

Bagi Derek, sosialisasi pada anak sekolah mulai di usia dini juga sangat penting, karena kedepannya merekalah diharapkan menjadi garda terdepan menjaga kehidupan para penyu yang datang ke desa mereka. “Tujuannya untuk menyadarkan pola pikir masyarakat pesisir akan pentingnya menjaga dan melestarikan penyu demi anak cucu nanti, penyu jangan sampi hilang alias punah,” jelasnya lagi, sambil menambahkan bahwa kegiatan pendidikan lingkungan ini sendiri dilaksanakan di Desa Ranowangko II, sesuai dengan pola penyu untuk naik bertelur, dimana masyarakat di daerah itu masih kurang wawasan terkait penyu.

Baca juga  Jumpai Nemo di Teluk Manado

Sementara itu, sejumlah masyarakat yang juga ikut hadir pada kampanye penyu pada anak anak SD ini mengaku mulai memahami tentang pentingnya pelestarian penyu yang banyak berada di daerah mereka. “Kami senang dapat sosialisasi tentang penyu. Di pantai kamim memang banyak penyu. Tapi, karena kami awalnya tak mengerti, ya kami kira itu hewan biasa dan kami sering tangkap. Tapi, dengan ada sosialisasi ini, kami lebih paham,” tutur Desi, perwakilan warga Desa Ranowangko. (graceywakary)

Yuk! baca berita menarik lainnya dari Manadones di saluran WHATSAPP

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *