MANADO, 21 JANUARI 2025 – Bank Indonesia (BI) Sulawesi utara (Sulut), pagi tadi menggelar High Level Meeting (HLM) perdana di Tahun 2025 ini.
Para pejabat teras provinsi, dan para pejabat utama sekelas bupati dan wali kota di 15 kabupaten se-Sulut, didampingi para kepala dinas terkait ikut pada kegiatan yang digelar di Kantor Perwakilan (KPw) BI Sulut, Manado. Para pejabat ini, ada yang mengungkapkan kendala daerah mereka dalam memenuhi kebutuhan masyarakat untuk komoditas pangan dan digitalisasi pembayaran. Seperti yang diungkap Asisten II Bidang Pembangunan dan Ekonomi Kotamobagu, Adnan Masinae, mewakili Wali kota Kotamobagu yang berhalangan hadir. “Pemicu inflasi di daerah kami adalah komoditas pangan harian yang terus naik, akibat alih fungsi lahan,” ujar Adnan. Dia kemudian menyebut ayam dan telur ayam yang mendorong inflasi kerap terjadi di daerahnya selain beras dan cabe rawit. “Setelah kami selidik, pemicunya adalah harga pakan ayam selalu meningkat, dan temuan kami di lapangan, ternyata kawasan pertanian penghasil untuk pakan ternak terutama ayam sudah dialihfungsikan menjadi perkebunan untuk tanama Nilam,” jelasnya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Kepulauan Talaud, Dr Yohanis Kamagi di ajang ini mengungkap keberhasilan Talaud dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dengan Gerakan Menanam, untuk komoditas pangan. Namun sebagai daerah kepulauan kata Kamagi, digitalisasi pembayaran melalui kanal digital terkendala dengan jaringan internet dan anomali cuaca. Bupati Minahasa Selatan (Minsel), Franky Wongkar juga membeber kemampuan penanganan untuk terpenuhinya kebutuhan masyarakat atas komoditas pangan. Wongkar juga menyebut kendala yang tidak kalah penting untuk segera diatasi adalah masalah SDM di dalam pemerintahannya yang minim dalam pengetahuan dan penggunaan kanal digital untuk kegiatan sehari hari. Kendala yang hampir serupa juga disebut juga oleh Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) Mecky Tumimomor, yaitu jaringan internet yang belum stabil di Mitra, dan kanal pembayaran dari bank daerah yang masih terbatas, dan keterbatasan SDM dalam penggunaan teknologi digital. “Juga masalah tingkat literasi keuangan digital yang masih rendah di masyarakat kami,” tandasnya.
Usai curhat ini, Gubernur Sulut yang diwakili oleh Asisten II Pemprov Sulut, Tahlis Gallang mengajak para pemangku kepeteingan daeah yang hadir, menjadikan HLM sebagai tempat kordinasi antardaerah, untukmembantu pemenuhan komoditas pangan pemicu inflasi, selain perluasan kanal digital. Sebelumnya, Kepala BI Sulut Andry Prasmuko dalam sambutannya menyebut agenda HLM perdana ini adalah diskusi untuk membahas persiapan upaya pengendalian inflasi di 2025 ini, terutama menjelang HKBN, serta percepatan digitalisasi daerah. “Persiapan ini harus dimulai bersama sama. Sulut sendiri pada 2024 lalu menunjukkan hasil yang baik dan memuaskan dengan Inflasi menduduki peringkat terendah kedua secara nasional,” tutur Prasmuko.