TAHUNA — Efek dari cuaca yang kurang baik sejak pekan lalu, akibat fenomen La Nina bakal mengancam panen dari budidaya perikanan air laut yang ada di Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Pasalnya, area budidaya perikanan yang ada di empat kecamatan yaitu di Tabukan tengah, Tabukan selatan, Tabukan selatan tenggara dan Manganitu selatan ini sangat rawan. Di mana masih ada pembudidaya belum mengantisipasi gelombang tinggi dan arus kencang. Dijelaskan, oleh Kepala Dinas (Kadis) Perikanan Sangihe Reintje Tamboto, melalalui Kepala bidang (Kabid) Perikanan Budidaya Dylan Palendeng empat kecamatan ini memang memiliki kualitas air laut yang sangat baik. “Kami was was dengan panen nanti, karena efek gelombang kencang sejak dua pekan lalu bisa berpengaruh,” ungkap Dylan pada MANADONES siang kemarin. Menurutnya, gelombang tinggi dan kencang, jika pemilik karamba jaring apung yang adalah anggota pembudidaya banyak yang meletakkan karamba di posisi lebih keluar pantai. “Mereka harus memiliki pemberat dan jangkar yang kuat. Jika tidak, maka saat gelombang pasang dan angin kencang lalu, karamba mereka akan rusak,” sebutnya. Oleh Dylan, para penyuluh sudah sering melakukan sosialisasi agar pembudidaya bisa meletakkan karamba mereka ke dalam pantai, walau diakuinya hasil karamba yang ada di posisi luar pantai memang lebih baik. Untuk itu, pekan depan dinas akan turun lapangan untuk mengecek langsung area budidaya pascagelombang tinggi lalu.
Seperti diketahui, sejak awal pekan lalu kabupaten kepulauan yang berbatasan dengan Filipina terimbas La Nina yang membuat hujan dan gelombang tinggi terus menerus. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sangihe, Rivo Pudihang telah mengeluarkan peringatan kepada masyarakat, tentang dampak dari fenomena alam ini. Pudihang juga telah menghimbau agar masyarakat tak lupa melakukan koordinasi dengan dinas yang terkait ketika akan melakukan aktifitas. (ryans)





