TAHUNA, 15 APRIL 2021 – Dampak badai tropis Surigae, masih dirasakan di Sulawesi utara terutama kawasan perbatasan, Sangihe.
Untuk itu, pemerintah daerah meminta masyarakat untuk waspada dan tidak melakukan kegiatan yang menimbukan bahaya terutama para nelayan. “Angin kencang dan gelombang tinggi di wilayah perairan kita masih terus terjadi. Para nelayan wajib waspada dan warga yang tinggal di pesisir, lebih baik jangan melaut dulu atau melakukan aktvitas di laut. Bahaya, karena data BMKG sangat jelas, kita secara tidak langsung terdampak badai besar ini,” ungkap Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Sangihe, Helmut Hontong.
Dia juga mengajak masyarakat Sangihe, untuk tetap memanjatkan doa kepada yang maha kuasa Tuhan Yesus Kristus. “Saya meminta kepada masyarakat Sangihe untuk selalu mengandalkan kuasa perlindungan Tuhan Yesus. Mari kita bersama-sama panjatkan doa agar Sangihe yang kita cintai ini jauh dari musibah dan selalu di lindungi oleh sang pencipta yakni Tuhan Yesus Kristus,” kata Papa Embo, sapaan akrab wakil Bupati.
Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas III Naha Kepulauan Sangihe Sujatno menjelaskan, berdasarkan perkembangan cuaca 14 April 2021, sirkulasi sistem tekanan rendah di Utara Papua telah berkembang menjadi Depressi Tropis dan saat ini telah menjadi Badai Tropis SURIGAE, yang bergerak ke arah Barat Laut mendekati wilayah Filipina. “Terjadi peningkatan kecepatan angin rata-rata di wilayah Utara Sulawesi dan Sekitarnya yaitu berkisar 8-20 knot. Awan-awan konfektif yang mengandung hujan masih terbentuk di daerah pertemuan massa udara yaitu di Utara Sulawesi, Maluku Utara dan Utara Papua. Serta tinggi gelombang kategori sedang di Laut Sulawesi, Perairan Kepulauan Sitaro, Sangihe dan Talaud, Laut Maluku dan Pesisir Selatan Sulawesi Utara,” jelas Sujatno, pada MANADONES. (Ryansengala)
